Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Bagi ibu yang memompa ASI, memahami cara penyimpanan dan ketahanannya sangat krusial untuk memastikan bayi tetap mendapatkan manfaat ASI berkualitas. Ketahanan ASI setelah dipompa sangat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan, mulai dari suhu ruangan hingga pembekuan.
Memompa ASI sering menjadi solusi bagi ibu bekerja atau ibu yang ingin berbagi tugas pemberian nutrisi dengan pasangan. Namun, tantangan muncul ketika ASI hasil pompa harus disimpan untuk waktu tertentu. Kesalahan dalam penyimpanan dapat mengurangi kualitas nutrisi dan bahkan menyebabkan kontaminasi.
Ilustrasi penyimpanan ASI yang aman.
Panduan Ketahanan ASI Berdasarkan Suhu Penyimpanan
Ketahanan ASI sangat bergantung pada suhu di mana ASI tersebut disimpan. WHO dan berbagai lembaga kesehatan telah memberikan panduan standar mengenai berapa lama ASI bisa bertahan di berbagai kondisi. Penting untuk selalu memperhatikan tanggal pemompaan pada setiap kantong atau botol ASI.
1. Suhu Ruangan (Freshly Pumped)
ASI yang baru dipompa dan masih hangat sebaiknya segera didinginkan jika tidak akan langsung diberikan pada bayi. Namun, jika harus diletakkan di suhu ruangan, ketahanannya sangat singkat.
- Ketahanan: Maksimal 4 jam pada suhu normal (sekitar 25°C atau kurang).
- Catatan: Jika ruangan sangat panas (di atas 30°C), ASI sebaiknya segera didinginkan.
2. Pendingin (Kulkas)
Kulkas adalah tempat penyimpanan ASI yang paling umum digunakan untuk kebutuhan harian.
- Ketahanan: Hingga 24 jam pada suhu 4°C atau lebih rendah. Beberapa sumber menyebutkan hingga 4 hari jika kulkas sangat bersih dan jarang dibuka, namun 24 jam adalah batas aman yang direkomendasikan untuk menjaga kualitas maksimal.
- Penempatan: Selalu letakkan ASI di bagian belakang kulkas, bukan di pintu, karena suhu di pintu cenderung fluktuatif.
3. Freezer Kulkas (Satu Pintu)
Bagi ibu yang memompa dalam jumlah banyak, freezer pada kulkas satu pintu bisa menjadi solusi penyimpanan jangka menengah.
- Ketahanan: Sekitar 3 hingga 6 bulan. Untuk kualitas terbaik, disarankan dalam 3 bulan pertama.
4. Freezer Terpisah (Deep Freezer)
Penyimpanan di freezer terpisah yang suhunya lebih stabil dan dingin memberikan ketahanan paling lama.
- Ketahanan: Hingga 6 hingga 12 bulan.
Tips Penting untuk Menjaga Ketahanan ASI yang Dipompa
Selain suhu, beberapa prosedur sederhana dapat sangat membantu memaksimalkan ketahanan dan kualitas nutrisi ASI Anda.
Labelisasi yang Jelas
Selalu beri label pada setiap wadah ASI yang berisi tanggal dan jumlah ASI dipompa. Aturan umum dalam penggunaan ASI yang disimpan adalah FIFO (First In, First Out), artinya ASI yang paling lama disimpan harus diberikan terlebih dahulu.
Teknik Thawing (Mencairkan)
Jika Anda menggunakan ASI beku, proses pencairan harus dilakukan dengan benar. Jangan pernah mencairkan ASI beku di suhu ruangan atau menggunakan microwave. Cara terbaik adalah:
- Pindahkan ASI dari freezer ke kulkas (proses ini memakan waktu beberapa jam).
- Jika terburu-buru, rendam wadah ASI dalam mangkuk berisi air hangat.
Setelah ASI dicairkan, ketahanannya sangat singkat: maksimal 24 jam di kulkas dan hanya 1-2 jam pada suhu ruangan setelah benar-benar cair. ASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali.
Kebersihan Wadah dan Peralatan
Kontaminasi adalah musuh utama ketahanan ASI. Pastikan semua botol, kantong penyimpanan, dan pompa ASI telah disterilkan dan dikeringkan dengan baik sebelum digunakan untuk menampung ASI hasil pompa.
Jangan Mencampur ASI
Hindari mencampur ASI segar (baru dipompa) dengan ASI yang sudah didinginkan atau dibekukan dalam wadah yang sama. Jika ingin menambah ASI baru, dinginkan terlebih dahulu ASI baru tersebut di kulkas selama 30 menit sebelum ditambahkan ke dalam ASI yang sudah didinginkan. Selalu gunakan wadah baru untuk ASI segar, lalu pindahkan ke wadah yang lebih besar jika perlu.
Memahami panduan ketahanan ASI setelah dipompa akan memberikan ketenangan pikiran bagi ibu menyusui. Dengan penyimpanan yang tepat, ASI beku maupun cair dapat menjadi sumber nutrisi yang andal bagi buah hati Anda.