AKM

Literasi dan Numerasi AKM: Fondasi Unggul dalam Pendidikan

Dalam lanskap pendidikan modern, istilah literasi dan numerasi semakin sering digaungkan, terutama dalam konteks Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM sendiri merupakan bagian integral dari Asesmen Nasional yang dirancang untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Kedua kompetensi ini bukan sekadar kemampuan akademis biasa, melainkan fondasi krusial yang akan membekali peserta didik untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan, baik di dunia akademis maupun di luar sekolah.

Memahami Literasi dalam AKM

Literasi dalam AKM tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis teks sederhana. Lebih dari itu, literasi membaca diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga negara serta anggota masyarakat Indonesia. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi gagasan utama, menemukan informasi tersurat maupun tersirat, menarik kesimpulan, serta memahami hubungan antarbagian dalam teks. Jenis teks yang diujikan pun beragam, mulai dari narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, hingga rekon.

Aspek kognitif yang dinilai dalam literasi AKM mencakup tiga jenjang: menemukan informasi, memahami makna, dan mengevaluasi serta merefleksikan isi teks. Kemampuan ini sangat esensial karena setiap informasi yang kita terima dalam kehidupan sehari-hari, baik dari buku, berita, media sosial, maupun instruksi kerja, membutuhkan pemahaman yang mendalam. Tanpa literasi yang kuat, seseorang akan kesulitan untuk menavigasi banjir informasi dan membedakan mana yang valid dan relevan.

Menyelami Numerasi dalam AKM

Sementara itu, numerasi dalam AKM berfokus pada kemampuan peserta didik untuk menggunakan berbagai macam bilangan serta simbol-simbol yang berkaitan dengan matematika dasar dalam pemecahan masalah praktis. Ini mencakup kemampuan untuk bernalar menggunakan konsep matematika, mengaplikasikan prosedur, serta menginterpretasikan informasi dalam bentuk visualisasi seperti tabel, grafik, atau diagram. Numerasi tidak hanya tentang menghitung, tetapi juga tentang kemampuan berpikir logis, menganalisis pola, dan membuat keputusan berdasarkan data kuantitatif.

Kompetensi numerasi dalam AKM dibagi menjadi empat aspek: pemahaman (memahami konsep dan prosedur matematika), penerapan (menggunakan konsep dan prosedur dalam situasi nyata), penalaran (membuat kesimpulan berdasarkan informasi kuantitatif), dan penyajian data (menafsirkan dan mempresentasikan data dalam berbagai bentuk). Penguasaan numerasi sangat penting karena matematika hadir dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari mengelola keuangan pribadi, memahami survei, mengalkulasi resep masakan, hingga menganalisis data ilmiah.

Mengapa Literasi dan Numerasi AKM Penting?

AKM dirancang untuk menjadi tolok ukur kompetensi esensial yang dibutuhkan oleh semua peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Dengan fokus pada literasi dan numerasi, AKM bertujuan untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran yang dialami peserta didik di berbagai tingkat pendidikan. Hasil asesmen ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan satuan pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

Mengembangkan literasi dan numerasi sejak dini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan anak bangsa. Peserta didik yang memiliki literasi dan numerasi yang baik akan lebih siap menghadapi berbagai jenjang pendidikan selanjutnya, dunia kerja, serta tantangan kehidupan yang semakin kompleks di era digital ini. Kemampuan ini membekali mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang mampu terus mengupdate pengetahuan dan keterampilannya seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, penguatan literasi dan numerasi harus menjadi prioritas utama dalam setiap program pendidikan.

Strategi Meningkatkan Literasi dan Numerasi

Untuk meningkatkan literasi dan numerasi, sekolah dan orang tua dapat berkolaborasi. Di sekolah, guru perlu merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, menggunakan beragam metode pengajaran yang menarik, serta menyediakan materi bacaan yang bervariasi. Guru juga perlu secara aktif memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. Di rumah, orang tua dapat membiasakan anak membaca buku, mendiskusikan isi bacaan, serta melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kemampuan berhitung dan pemecahan masalah.

Selain itu, pemanfaatan teknologi juga dapat menjadi sarana efektif. Berbagai aplikasi edukatif yang dirancang untuk melatih literasi dan numerasi dapat diakses dengan mudah. Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, baik di sekolah maupun di rumah, yang senantiasa mendorong rasa ingin tahu dan semangat belajar peserta didik untuk terus mengasah kedua kompetensi fundamental ini. Melalui upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki bekal literasi dan numerasi yang memadai untuk meraih masa depan yang gemilang.

🏠 Homepage