Memahami Makanan yang Dapat Mengurangi Produksi ASI

ASI & Makanan

Ilustrasi: Pengaruh makanan terhadap nutrisi ibu dan bayi.

Proses menyusui adalah perjalanan indah yang membutuhkan dukungan nutrisi optimal. Bagi sebagian besar ibu, tujuannya adalah menjaga atau meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI) agar kebutuhan gizi bayi terpenuhi. Namun, ada kalanya seorang ibu secara sengaja atau tidak sengaja mengonsumsi makanan yang dikenal memiliki efek galaktagogik negatif, atau yang lebih dikenal sebagai makanan yang dapat mengurangi produksi ASI.

Penting untuk dicatat bahwa respons setiap individu terhadap makanan bisa berbeda. Apa yang mengurangi ASI pada satu ibu mungkin tidak berpengaruh signifikan pada ibu lainnya. Namun, ada beberapa jenis makanan dan herbal yang secara tradisional dan ilmiah diduga kuat memiliki efek penekan laktasi.

Kelompok Makanan yang Sering Disebutkan

Pengurangan ASI sering kali dikaitkan dengan konsumsi herbal tertentu yang mengandung senyawa kimia tertentu yang mengganggu hormon pemicu produksi ASI, yaitu prolaktin.

1. Daun Sage (Salvia officinalis)

Sage adalah rempah yang paling terkenal memiliki efek mengurangi ASI. Dalam dunia medis, sage bahkan terkadang diresepkan (dalam dosis terkontrol) kepada ibu yang ingin berhenti menyusui (menghentikan laktasi). Efeknya sangat kuat karena mengandung minyak atsiri yang dipercaya dapat menghambat sekresi ASI. Jika Anda bertekad mempertahankan produksi ASI, hindari konsumsi sage, baik dalam bentuk teh maupun sebagai bumbu masakan dalam jumlah banyak.

2. Peterseli (Parsley)

Meskipun peterseli sering digunakan sebagai penyegar napas atau hiasan makanan, konsumsi dalam jumlah sangat besar (misalnya dalam bentuk jus detoks atau teh dalam porsi besar) juga dilaporkan dapat menurunkan pasokan ASI. Seperti sage, peterseli mengandung minyak atsiri yang diperkirakan memiliki sifat anti-galaktagogik.

3. Mint (Peppermint)

Mint, terutama minyak esensial peppermint, juga masuk dalam daftar makanan yang harus diwaspadai. Banyak ibu yang mengalami penurunan drastis setelah mengonsumsi permen pelega tenggorokan yang mengandung konsentrasi peppermint tinggi atau teh peppermint dalam jumlah berlebihan. Efeknya cenderung lebih terasa jika dibandingkan dengan makanan lain dalam daftar ini.

Faktor Selain Makanan yang Perlu Diperhatikan

Seringkali, ketika suplai ASI menurun, ibu langsung menyalahkan pola makan. Padahal, makanan hanya salah satu variabel. Faktor lain seringkali jauh lebih dominan dalam menentukan volume ASI yang diproduksi.

Penting untuk Diingat: Mengonsumsi sayuran biasa seperti brokoli, kembang kol, atau bayam dalam porsi normal sehari-hari (bukan dalam bentuk jus konsentrat) umumnya aman dan justru disarankan karena kaya nutrisi. Kekhawatiran berlebihan terhadap sayuran umum biasanya tidak berdasar. Fokuslah pada herbal kuat yang disebutkan di atas jika Anda ingin menghindari penurunan ASI.

Kapan Perlu Menghindari Makanan Ini?

Idealnya, ibu yang sedang berusaha keras membangun atau mempertahankan suplai ASI yang kuat sebaiknya menghindari konsumsi herbal dengan efek pengering (dehydrating) atau anti-laktasi ini, terutama dalam bulan-bulan awal menyusui (3-6 bulan pertama) ketika pasokan ASI masih dalam tahap stabilisasi.

Jika Anda mulai merasa pasokan ASI berkurang setelah mengonsumsi salah satu makanan di atas, hentikan konsumsi makanan tersebut selama beberapa hari dan tingkatkan frekuensi menyusui atau memompa. Jika penurunan disebabkan oleh makanan, produksi biasanya akan kembali normal seiring waktu setelah pemicunya dihilangkan. Selalu konsultasikan dengan konsultan laktasi atau dokter jika kekhawatiran Anda mengenai suplai ASI berlanjut.

🏠 Homepage