Menjadi ibu menyusui adalah anugerah sekaligus tantangan. Salah satu momok yang sering dihadapi para ibu adalah kondisi ketika produksi Air Susu Ibu (ASI) terasa menurun atau yang biasa disebut ASI seret. Rasa cemas ini sangat wajar, namun penting untuk diingat bahwa sebagian besar kasus ASI seret dapat diatasi dengan perubahan pola asuh, nutrisi, dan manajemen stres yang tepat.
Jangan panik. ASI seret sering kali merupakan respons tubuh terhadap kurangnya stimulasi atau faktor eksternal lainnya. Kunci utama untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan frekuensi pengosongan payudara dan memastikan tubuh ibu dalam kondisi prima.
Stimulasi yang tepat adalah kunci ASI lancar.
Seringkali, ASI seret hanya ilusi karena bayi tidak menyusu dengan efektif atau karena jeda antar sesi terlalu panjang. Hukum dasar produksi ASI adalah "supply and demand" (penawaran dan permintaan). Semakin sering payudara dikosongkan, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Targetkan untuk menyusui atau memompa minimal 8-12 kali dalam 24 jam. Jika bayi tidur lebih lama dari biasanya, usahakan untuk memompa setidaknya sekali selama ia tidur. Jika perlu, lakukan power pumping:
Lakukan sesi ini sekali sehari selama 3-5 hari untuk memberikan sinyal kuat pada tubuh bahwa kebutuhan ASI meningkat.
Pelekatan yang buruk adalah penyebab utama pengosongan payudara yang tidak maksimal. Pastikan mulut bayi terbuka lebar, dagu menyentuh payudara, dan areola lebih banyak terlihat di atas bibir atas bayi daripada di bawah. Konsultasikan dengan konselor laktasi jika Anda ragu.
ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental ibu. Stres adalah penghambat laktasi yang sangat kuat karena melepaskan hormon kortisol yang dapat menekan hormon oksitosin (hormon pengeluaran ASI).
Ini mungkin terdengar klise, tetapi sangat krusial. Cari waktu singkat untuk diri sendiri setiap hari. Teknik berikut sangat membantu sebelum atau saat sesi memompa/menyusui:
Dehidrasi ringan saja sudah cukup untuk menurunkan volume ASI. Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak cairan dari biasanya.
Beberapa makanan dan herbal dipercaya dapat mendukung peningkatan produksi ASI. Penting untuk diingat bahwa ini adalah pelengkap, bukan pengganti stimulasi yang baik.
Beberapa bahan makanan yang populer di Indonesia meliputi:
Pastikan Anda mengonsumsi sayuran hijau gelap seperti bayam dan brokoli secara rutin karena kaya akan zat besi dan folat.
Jika setelah menerapkan semua tips di atas selama beberapa hari ASI masih terasa sangat sedikit dan bayi tampak kurang puas atau tidak mengalami kenaikan berat badan yang adekuat, jangan ragu mencari bantuan profesional. Konselor Laktasi (IBCLC) dapat mengevaluasi teknik menyusui, masalah medis pada bayi (seperti tongue-tie), atau masalah hormonal pada ibu yang mungkin menjadi akar masalah ASI seret.
ASI seret adalah fase sementara. Dengan kesabaran, konsistensi dalam stimulasi, dan perawatan diri yang baik, produksi ASI Anda pasti akan kembali lancar.