Nadhom Asmaul Husna Arab
Gema Indah dalam Lantunan Nama-Nama Allah
Di jantung tradisi spiritual Islam, khususnya di Nusantara, terdapat sebuah permata sastra dan rohani yang dikenal sebagai Nadhom Asmaul Husna. Ini bukanlah sekadar daftar nama-nama agung Allah, melainkan sebuah gubahan puitis yang dirangkai dalam bait-bait berirama, memudahkan untuk dihafal dan merdu saat dilantunkan. Nadhom, yang berarti syair atau puisi terstruktur, mengubah 99 Asmaul Husna menjadi sebuah wirid yang menggetarkan jiwa, sering terdengar menggema dari surau, masjid, dan pondok pesantren.
Lantunan nadhom asmaul husna arab menjadi jembatan yang menghubungkan hati seorang hamba dengan keagungan Tuhannya. Setiap bait yang diucapkan bukan hanya menggerakkan lisan, tetapi juga mengajak akal untuk merenung (tadabbur) dan hati untuk merasakan (tadzawwuq) sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT. Keindahan bahasa Arab yang puitis, berpadu dengan kedalaman makna teologis, menjadikan Nadhom Asmaul Husna sebagai salah satu warisan keilmuan yang tak ternilai harganya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam teks, makna, dan hikmah yang terkandung di dalam mahakarya spiritual ini.
Teks Lengkap Nadhom Asmaul Husna
Berikut adalah salah satu versi teks Nadhom Asmaul Husna yang paling populer, yang sering dilantunkan dalam berbagai majelis ilmu dan dzikir. Struktur rima dan metrumnya dirancang untuk mempermudah penghafalan.
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلامُ - لِلنَّبِيْ حَبِـيْبِـنَا
يَا اَللهُ يَا رَبَّنَا - أَنْتَ مَقْصُـوْدُنَا
رِضَاكَ مَطْلُوْبُنَا - دُنْـيَانَا وَأُخْــرَانَا
يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ - يَا مَلِكُ يَا قُدُّوْسُ
يَا سَلاَمُ يَا مُؤْمِنُ - يَا مُهَيْمِنُ يَا عَزِيْزُ
يَا جَبَّارُ يَا مُتَكَبِّرُ - يَا خَالِقُ يَا بَارِئُ
يَا مُصَوِّرُ يَا غَفَّارُ - يَا قَهَّارُ يَا وَهَّابُ
يَا رَزَّاقُ يَا فَتَّاحُ - يَا عَلِيْمُ يَا قَابِضُ
يَا بَاسِطُ يَا خَافِضُ - يَا رَافِعُ يَا مُعِزُّ
يَا مُذِلُّ يَا سَمِيْعُ - يَا بَصِيْرُ يَا حَكَمُ
يَا عَدْلُ يَا لَطِيْفُ - يَا خَبِيْرُ يَا حَلِيْمُ
يَا عَظِيْمُ يَا غَفُوْرُ - يَا شَكُوْرُ يَا عَلِيُّ
يَا كَبِيْرُ يَا حَفِيْظُ - يَا مُقِيْتُ يَا حَسِيْبُ
يَا جَلِيْلُ يَا كَرِيْمُ - يَا رَقِيْبُ يَا مُجِيْبُ
يَا وَاسِعُ يَا حَكِيْمُ - يَا وَدُوْدُ يَا مَجِيْدُ
يَا بَاعِثُ يَا شَهِيْدُ - يَا حَقُّ يَا وَكِيْلُ
يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ - يَا وَلِيُّ يَا حَمِيْدُ
يَا مُحْصِى يَا مُبْدِئُ - يَا مُعِيْدُ يَا مُحْيِى
يَا مُمِيْتُ يَا حَيُّ - يَا قَيُّوْمُ يَا وَاجِدُ
يَا مَاجِدُ يَا وَاحِدُ - يَا أَحَدُ يَا صَمَدُ
يَا قَادِرُ يَا مُقْتَدِرُ - يَا مُقَدِّمُ يَا مُؤَخِّرُ
يَا أَوَّلُ يَا آخِرُ - يَا ظَاهِرُ يَا بَاطِنُ
يَا وَالِي يَا مُتَعَالِي - يَا بَرُّ يَا تَوَّابُ
يَا مُنْتَقِمُ يَا عَفُوُّ - يَا رَؤُوْفُ يَا مَالِكُ
مَالِكَ الْمُلْكِ - ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ
يَا مُقْسِطُ يَا جَامِعُ - يَا غَنِيُّ يَا مُغْنِي
يَا مَانِعُ يَا ضَارُّ - يَا نَافِعُ يَا نُوْرُ
يَا هَادِى يَا بَدِيْعُ - يَا بَاقِى يَا وَارِثُ
يَا رَشِيْدُ يَا صَبُوْرُ - عَزَّ جَلَّ ذِكْرُهُ
Tadabbur Makna Asmaul Husna: Menyelami Samudra Sifat Allah
Melantunkan nadhom adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya, yang jauh lebih penting, adalah merenungkan makna di balik setiap nama. Memahami Asmaul Husna secara mendalam adalah kunci untuk mengenal Allah (ma'rifatullah), yang pada gilirannya akan memperkuat iman, menumbuhkan rasa cinta dan takut, serta membentuk akhlak yang mulia. Mari kita selami makna beberapa nama-Nya yang agung.
1. الرحمن (Ar-Rahman) - Yang Maha Pengasih
Nama Ar-Rahman berasal dari akar kata R-H-M (ر-ح-م) yang berarti kasih sayang yang mendalam dan melimpah. Sifat Rahman Allah bersifat umum, mencakup seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang ingkar. Sinar matahari yang menyinari bumi, udara yang kita hirup, air yang menyegarkan, dan rezeki yang terhampar adalah manifestasi dari sifat Ar-Rahman-Nya. Kasih sayang-Nya mendahului murka-Nya. Merenungkan nama ini mengajarkan kita untuk memiliki welas asih kepada semua makhluk, karena mereka semua berada dalam naungan kasih sayang-Nya yang universal.
2. الرحيم (Ar-Rahim) - Yang Maha Penyayang
Meskipun berasal dari akar kata yang sama dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim memiliki makna yang lebih spesifik. Jika Ar-Rahman adalah kasih sayang-Nya yang meluas di dunia, maka Ar-Rahim adalah kasih sayang-Nya yang khusus dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah rahmat berupa ampunan, petunjuk, dan surga. Kombinasi Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam "Bismillahirrahmanirrahim" menunjukkan kesempurnaan kasih sayang Allah, yang meliputi dunia dan akhirat, bersifat umum sekaligus khusus.
3. الملك (Al-Malik) - Yang Maha Merajai
Al-Malik berarti Raja atau Penguasa Mutlak. Kekuasaan Allah tidak seperti raja-raja di dunia yang terbatas oleh waktu, wilayah, dan kekuatan. Kekuasaan-Nya mutlak, abadi, dan tidak membutuhkan pengakuan dari siapa pun. Dia mengatur seluruh alam semesta dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah milik-Nya dan tunduk pada perintah-Nya. Memahami sifat Al-Malik menumbuhkan kesadaran bahwa kita adalah hamba dari seorang Raja Yang Maha Agung, sehingga melahirkan rasa tunduk, patuh, dan menghilangkan kesombongan dalam diri.
4. القدوس (Al-Quddus) - Yang Maha Suci
Al-Quddus berasal dari kata "quds" yang berarti kesucian. Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, aib, kelemahan, dan dari segala sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Dia suci dari sifat-sifat makhluk seperti lelah, tidur, atau lupa. Dia juga suci dari memiliki sekutu, anak, atau tandingan. Merenungi nama Al-Quddus membersihkan hati kita dari keyakinan-keyakinan yang keliru tentang Allah dan mendorong kita untuk senantiasa menyucikan diri dari dosa dan perbuatan tercela, dalam rangka mendekatkan diri kepada Zat Yang Maha Suci.
5. السلام (As-Salam) - Yang Maha Memberi Kesejahteraan
As-Salam berarti sumber segala kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Zat-Nya selamat dari segala cacat, dan dari-Nya pula datang segala keselamatan bagi makhluk-Nya. Surga disebut "Dar As-Salam" (Negeri Keselamatan) karena di sanalah kedamaian abadi berada, yang bersumber dari-Nya. Ketika kita mengucapkan "Assalamu'alaikum", kita sedang mendoakan keselamatan bagi orang lain dengan menggunakan salah satu nama Allah yang agung. Dengan memahami As-Salam, seorang mukmin akan berusaha menjadi agen kedamaian di muka bumi, menyebarkan ketenangan dan menghindari konflik.
6. المؤمن (Al-Mu'min) - Yang Maha Memberi Keamanan
Al-Mu'min memiliki dua makna utama. Pertama, Dia yang membenarkan janji-Nya kepada para nabi dan orang-orang beriman. Janji-Nya tentang pertolongan, rezeki, dan balasan di akhirat adalah pasti dan benar. Kedua, Dia adalah sumber segala rasa aman. Rasa aman dari ketakutan, kelaparan, dan ancaman adalah anugerah dari Al-Mu'min. Ketika hati merasa gelisah, mengingat Al-Mu'min akan mendatangkan ketenangan, karena Dia-lah pelindung sejati. Iman kepada Al-Mu'min membuat seorang hamba tidak takut kepada selain Allah.
7. المهيمن (Al-Muhaymin) - Yang Maha Memelihara
Al-Muhaymin berarti Dzat yang mengawasi, menjaga, dan memelihara segala sesuatu. Pengawasan-Nya meliputi setiap gerak-gerik makhluk-Nya, dari atom terkecil hingga galaksi terbesar. Tidak ada satu pun daun yang gugur atau bisikan hati yang luput dari pengawasan-Nya. Dia menjaga alam semesta agar berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya. Kesadaran akan sifat Al-Muhaymin akan menumbuhkan sikap mawas diri (muraqabah), karena kita yakin bahwa Allah selalu melihat perbuatan kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
8. العزيز (Al-'Aziz) - Yang Maha Perkasa
Al-'Aziz berasal dari kata 'izzah yang berarti kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan yang tak terkalahkan. Tidak ada kekuatan apa pun yang dapat menandingi atau mengalahkan-Nya. Dia Maha Perkasa dalam segala hal, mampu melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Keperkasaan-Nya bukanlah keperkasaan yang sewenang-wenang, melainkan diiringi oleh kebijaksanaan (Al-Hakim) dan kasih sayang (Ar-Rahim). Seorang hamba yang berlindung kepada Al-'Aziz akan merasa kuat dan mulia, tidak akan merasa hina di hadapan makhluk.
9. الجبار (Al-Jabbar) - Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al-Jabbar memiliki tiga makna yang saling melengkapi. Pertama, Dia Yang Maha Memaksa, di mana kehendak-Nya pasti terlaksana dan tidak ada yang bisa menolaknya. Kedua, Dia Yang Maha Tinggi dan Agung, yang tidak terjangkau oleh siapa pun. Ketiga, Dia Yang Maha Memperbaiki, yang "menambal" kekurangan dan kelemahan hamba-Nya. Dia memperbaiki hati yang hancur, menolong yang lemah, dan mencukupi yang kekurangan. Sifat ini menunjukkan bahwa di balik kekuasaan-Nya yang mutlak, terdapat kelembutan yang memperbaiki keadaan hamba-Nya.
10. المتكبر (Al-Mutakabbir) - Yang Maha Megah
Al-Mutakabbir adalah Dzat yang memiliki segala kebesaran dan keagungan. Sifat sombong (takabbur) adalah tercela bagi makhluk, karena makhluk pada hakikatnya lemah dan penuh kekurangan. Namun, bagi Allah, kesombongan adalah sifat kesempurnaan, karena hanya Dia-lah yang berhak atas segala kebesaran. Dia lebih besar dari segala sesuatu yang dapat dibayangkan oleh akal manusia. Mengimani Al-Mutakabbir akan memadamkan api kesombongan dalam diri kita dan menumbuhkan rasa rendah hati di hadapan keagungan-Nya.
11. الخالق (Al-Khaliq) - Yang Maha Pencipta
Al-Khaliq adalah Pencipta yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan ketetapan yang sempurna. Proses penciptaan-Nya unik, tanpa memerlukan model atau contoh sebelumnya. Dari penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, hingga keragaman makhluk hidup, semuanya adalah bukti keagungan Al-Khaliq. Merenungkan ciptaan-Nya akan membawa kita pada pengakuan akan kebesaran Sang Pencipta.
12. البارئ (Al-Bari') - Yang Maha Mengadakan
Jika Al-Khaliq adalah tahap perencanaan dan penetapan ukuran, Al-Bari' adalah tahap pelaksanaan penciptaan, yaitu mengadakan makhluk dari ketiadaan menjadi ada. Dia menciptakan makhluk tanpa cacat, dalam bentuk yang harmonis dan seimbang. Dia melepaskan ciptaan dari ketiadaan ke alam wujud. Nama ini menekankan proses realisasi dari sebuah konsep penciptaan menjadi entitas yang nyata.
13. المصور (Al-Mushawwir) - Yang Maha Membentuk Rupa
Al-Mushawwir adalah Dzat yang memberikan bentuk dan rupa (shurah) yang spesifik dan unik bagi setiap ciptaan-Nya. Perhatikanlah bagaimana tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari yang sama, atau bagaimana setiap spesies memiliki ciri khasnya masing-masing. Ini adalah karya Al-Mushawwir. Dia membentuk janin dalam rahim ibu dalam berbagai rupa yang dikehendaki-Nya. Nama ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas bentuk fisik yang telah Allah anugerahkan.
14. الغفار (Al-Ghaffar) - Yang Maha Pengampun
Al-Ghaffar berasal dari kata "ghafara" yang berarti menutupi. Allah adalah Dzat yang senantiasa menutupi dosa-dosa hamba-Nya dan memaafkannya. Sifat pengampunan-Nya terus-menerus diberikan kepada siapa pun yang bertaubat dengan tulus, tidak peduli seberapa besar dosa yang telah dilakukannya. Dia menutupi aib kita di dunia dan akan memaafkannya di akhirat. Nama Al-Ghaffar membuka pintu harapan yang seluas-luasnya bagi para pendosa untuk kembali kepada-Nya.
15. القهار (Al-Qahhar) - Yang Maha Menundukkan
Al-Qahhar adalah Dzat yang menundukkan segala sesuatu di bawah kekuasaan dan keperkasaan-Nya. Seluruh makhluk, baik secara sukarela maupun terpaksa, tunduk pada ketetapan-Nya. Kematian adalah salah satu manifestasi terbesar dari sifat Al-Qahhar, di mana tidak ada satu pun makhluk yang bisa lari darinya. Mengingat nama ini akan membuat kita sadar akan kelemahan diri dan ketundukan total kita kepada Allah SWT.
16. الوهاب (Al-Wahhab) - Yang Maha Pemberi Karunia
Al-Wahhab adalah Dzat yang memberi tanpa batas dan tanpa meminta imbalan. Pemberian-Nya (hibah) murni karena kemurahan-Nya. Dia memberi hidayah, ilmu, kesehatan, dan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Doa Nabi Sulaiman AS, "...dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi (Al-Wahhab)," menunjukkan keyakinan akan luasnya karunia Allah. Sifat ini menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang dermawan.
17. الرزاق (Ar-Razzaq) - Yang Maha Pemberi Rezeki
Ar-Razzaq adalah Dzat yang menjamin rezeki bagi seluruh makhluk-Nya, dari semut terkecil di dalam tanah hingga ikan paus di lautan. Rezeki tidak hanya terbatas pada materi seperti makanan dan harta, tetapi juga mencakup rezeki non-materi seperti kesehatan, ilmu pengetahuan, iman, dan keluarga yang harmonis. Keyakinan kepada Ar-Razzaq akan menghilangkan kekhawatiran yang berlebihan tentang masalah duniawi dan membuat kita fokus untuk mencari rezeki dengan cara yang halal.
18. الفتاح (Al-Fattah) - Yang Maha Pembuka Rahmat
Al-Fattah adalah Dzat yang membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi. Ketika kita menghadapi jalan buntu, Dia-lah yang membukakan jalan keluar. Ketika pintu rezeki terasa tertutup, Dia-lah yang membukanya. Dia juga Al-Fattah dalam arti Hakim yang membuka kebenaran dan memutuskan perkara di antara manusia dengan adil. Berdoa dengan nama Al-Fattah adalah memohon agar dibukakan bagi kita pintu-pintu ilmu, hidayah, dan keberkahan.
19. العليم (Al-'Alim) - Yang Maha Mengetahui
Ilmu Allah, Al-'Alim, meliputi segala sesuatu, tanpa batas ruang dan waktu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Dia mengetahui yang tampak (zhahir) dan yang tersembunyi (batin), bahkan isi hati dan pikiran manusia. Tidak ada satu pun hal yang luput dari pengetahuan-Nya. Kesadaran akan sifat ini akan membuat kita selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan, karena semuanya berada dalam pengetahuan Allah.
20. القابض (Al-Qabidh) - Yang Maha Menyempitkan
Al-Qabidh adalah Dzat yang menyempitkan atau menahan rezeki, rahmat, atau bahkan ruh (saat kematian) sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Penyempitan ini bukanlah tanda kebencian, melainkan bisa jadi merupakan ujian, peringatan, atau cara untuk menghindarkan hamba dari keburukan. Ketika seorang hamba mengalami kesempitan, hendaknya ia bersabar dan introspeksi diri, karena di balik setiap kesempitan ada hikmah dari Allah.
21. الباسط (Al-Basith) - Yang Maha Melapangkan
Al-Basith adalah kebalikan dari Al-Qabidh. Dia adalah Dzat yang melapangkan rezeki, melapangkan hati dari kesedihan, dan memberikan kelapangan dalam segala urusan. Lapangnya rezeki dan hati adalah anugerah yang patut disyukuri. Sifat Al-Qabidh dan Al-Basith sering disebut bersamaan untuk menunjukkan bahwa Allah-lah yang mengatur segala kondisi kehidupan hamba-Nya. Dia yang menahan dan Dia pula yang memberi, semua berdasarkan ilmu dan hikmah-Nya yang sempurna.
Tabel Lengkap 99 Asmaul Husna
Untuk melengkapi pemahaman, berikut adalah daftar 99 Asmaul Husna beserta artinya dalam Bahasa Indonesia.
| No. | Asmaul Husna (Arab) | Transliterasi | Arti |
|---|---|---|---|
| 1 | الرحمن | Ar-Rahman | Yang Maha Pengasih |
| 2 | الرحيم | Ar-Rahim | Yang Maha Penyayang |
| 3 | الملك | Al-Malik | Yang Maha Merajai |
| 4 | القدوس | Al-Quddus | Yang Maha Suci |
| 5 | السلام | As-Salam | Yang Maha Memberi Kesejahteraan |
| 6 | المؤمن | Al-Mu'min | Yang Maha Memberi Keamanan |
| 7 | المهيمن | Al-Muhaymin | Yang Maha Memelihara |
| 8 | العزيز | Al-'Aziz | Yang Maha Perkasa |
| 9 | الجبار | Al-Jabbar | Yang Memiliki Mutlak Kegagahan |
| 10 | المتكبر | Al-Mutakabbir | Yang Maha Megah |
| 11 | الخالق | Al-Khaliq | Yang Maha Pencipta |
| 12 | البارئ | Al-Bari' | Yang Maha Mengadakan |
| 13 | المصور | Al-Mushawwir | Yang Maha Membentuk Rupa |
| 14 | الغفار | Al-Ghaffar | Yang Maha Pengampun |
| 15 | القهار | Al-Qahhar | Yang Maha Menundukkan |
| 16 | الوهاب | Al-Wahhab | Yang Maha Pemberi Karunia |
| 17 | الرزاق | Ar-Razzaq | Yang Maha Pemberi Rezeki |
| 18 | الفتاح | Al-Fattah | Yang Maha Pembuka Rahmat |
| 19 | العليم | Al-'Alim | Yang Maha Mengetahui |
| 20 | القابض | Al-Qabidh | Yang Maha Menyempitkan |
| 21 | الباسط | Al-Basith | Yang Maha Melapangkan |
| 22 | الخافض | Al-Khafidh | Yang Maha Merendahkan |
| 23 | الرافع | Ar-Rafi' | Yang Maha Meninggikan |
| 24 | المعز | Al-Mu'izz | Yang Maha Memuliakan |
| 25 | المذل | Al-Mudzill | Yang Maha Menghinakan |
| 26 | السميع | As-Sami' | Yang Maha Mendengar |
| 27 | البصير | Al-Bashir | Yang Maha Melihat |
| 28 | الحكم | Al-Hakam | Yang Maha Menetapkan Hukum |
| 29 | العدل | Al-'Adl | Yang Maha Adil |
| 30 | اللطيف | Al-Lathif | Yang Maha Lembut |
| 31 | الخبير | Al-Khabir | Yang Maha Mengenal |
| 32 | الحليم | Al-Halim | Yang Maha Penyantun |
| 33 | العظيم | Al-'Azhim | Yang Maha Agung |
| 34 | الغفور | Al-Ghafur | Yang Maha Memberi Pengampunan |
| 35 | الشكور | Asy-Syakur | Yang Maha Pembalas Budi |
| 36 | العلي | Al-'Aliy | Yang Maha Tinggi |
| 37 | الكبير | Al-Kabir | Yang Maha Besar |
| 38 | الحفيظ | Al-Hafizh | Yang Maha Memelihara |
| 39 | المقيت | Al-Muqit | Yang Maha Pemberi Kecukupan |
| 40 | الحسيب | Al-Hasib | Yang Maha Membuat Perhitungan |
| 41 | الجليل | Al-Jalil | Yang Maha Luhur |
| 42 | الكريم | Al-Karim | Yang Maha Pemurah |
| 43 | الرقيب | Ar-Raqib | Yang Maha Mengawasi |
| 44 | المجيب | Al-Mujib | Yang Maha Mengabulkan |
| 45 | الواسع | Al-Wasi' | Yang Maha Luas |
| 46 | الحكيم | Al-Hakim | Yang Maha Bijaksana |
| 47 | الودود | Al-Wadud | Yang Maha Mengasihi |
| 48 | المجيد | Al-Majid | Yang Maha Mulia |
| 49 | الباعث | Al-Ba'its | Yang Maha Membangkitkan |
| 50 | الشهيد | Asy-Syahid | Yang Maha Menyaksikan |
| 51 | الحق | Al-Haqq | Yang Maha Benar |
| 52 | الوكيل | Al-Wakil | Yang Maha Memelihara |
| 53 | القوي | Al-Qawiy | Yang Maha Kuat |
| 54 | المتين | Al-Matin | Yang Maha Kokoh |
| 55 | الولي | Al-Waliy | Yang Maha Melindungi |
| 56 | الحميد | Al-Hamid | Yang Maha Terpuji |
| 57 | المحصي | Al-Muhshi | Yang Maha Mengalkulasi |
| 58 | المبدئ | Al-Mubdi' | Yang Maha Memulai |
| 59 | المعيد | Al-Mu'id | Yang Maha Mengembalikan Kehidupan |
| 60 | المحيي | Al-Muhyi | Yang Maha Menghidupkan |
| 61 | المميت | Al-Mumit | Yang Maha Mematikan |
| 62 | الحي | Al-Hayy | Yang Maha Hidup |
| 63 | القيوم | Al-Qayyum | Yang Maha Mandiri |
| 64 | الواجد | Al-Wajid | Yang Maha Penemu |
| 65 | الماجد | Al-Majid | Yang Maha Mulia |
| 66 | الواحد | Al-Wahid | Yang Maha Tunggal |
| 67 | الاحد | Al-Ahad | Yang Maha Esa |
| 68 | الصمد | Ash-Shamad | Yang Maha Dibutuhkan |
| 69 | القادر | Al-Qadir | Yang Maha Menentukan |
| 70 | المقتدر | Al-Muqtadir | Yang Maha Berkuasa |
| 71 | المقدم | Al-Muqaddim | Yang Maha Mendahulukan |
| 72 | المؤخر | Al-Mu'akhkhir | Yang Maha Mengakhirkan |
| 73 | الأول | Al-Awwal | Yang Maha Awal |
| 74 | الآخر | Al-Akhir | Yang Maha Akhir |
| 75 | الظاهر | Az-Zhahir | Yang Maha Nyata |
| 76 | الباطن | Al-Bathin | Yang Maha Ghaib |
| 77 | الوالي | Al-Wali | Yang Maha Memerintah |
| 78 | المتعالي | Al-Muta'ali | Yang Maha Tinggi |
| 79 | البر | Al-Barr | Yang Maha Penderma |
| 80 | التواب | At-Tawwab | Yang Maha Penerima Tobat |
| 81 | المنتقم | Al-Muntaqim | Yang Maha Pemberi Balasan |
| 82 | العفو | Al-'Afuww | Yang Maha Pemaaf |
| 83 | الرؤوف | Ar-Ra'uf | Yang Maha Pengasuh |
| 84 | مالك الملك | Malikul-Mulk | Yang Maha Penguasa Kerajaan |
| 85 | ذو الجلال والإكرام | Dzul-Jalali wal-Ikram | Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan |
| 86 | المقسط | Al-Muqsith | Yang Maha Pemberi Keadilan |
| 87 | الجامع | Al-Jami' | Yang Maha Mengumpulkan |
| 88 | الغني | Al-Ghaniy | Yang Maha Kaya |
| 89 | المغني | Al-Mughni | Yang Maha Pemberi Kekayaan |
| 90 | المانع | Al-Mani' | Yang Maha Mencegah |
| 91 | الضار | Ad-Dhar | Yang Maha Memberi Derita |
| 92 | النافع | An-Nafi' | Yang Maha Memberi Manfaat |
| 93 | النور | An-Nur | Yang Maha Bercahaya |
| 94 | الهادي | Al-Hadi | Yang Maha Pemberi Petunjuk |
| 95 | البديع | Al-Badi' | Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya |
| 96 | الباقي | Al-Baqi | Yang Maha Kekal |
| 97 | الوارث | Al-Warits | Yang Maha Pewaris |
| 98 | الرشيد | Ar-Rasyid | Yang Maha Pandai |
| 99 | الصبور | Ash-Shabur | Yang Maha Sabar |
Manfaat dan Keutamaan Melantunkan Nadhom Asmaul Husna
Tradisi melantunkan Nadhom Asmaul Husna bukan tanpa alasan. Di baliknya tersimpan berbagai manfaat spiritual dan edukatif yang mendalam.
Pertama, sebagai sarana pendidikan dan penghafalan. Struktur puisi yang berirama dan mudah diingat menjadikan nadhom sebagai metode yang sangat efektif untuk mengenalkan dan menghafalkan 99 nama Allah, terutama bagi anak-anak dan para santri. Irama yang indah membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Kedua, sebagai media dzikir dan ibadah. Nadhom ini adalah bentuk dzikrullah (mengingat Allah) yang agung. Dengan melantunkannya, lisan, hati, dan pikiran seorang hamba menjadi sibuk mengingat kebesaran Tuhannya. Ini adalah amalan yang mendatangkan ketenangan jiwa, sebagaimana firman Allah, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).
Ketiga, untuk memperdalam ma'rifatullah (mengenal Allah). Proses dari melantunkan, menghafal, hingga merenungkan makna setiap nama akan membuka cakrawala pemahaman seorang hamba tentang sifat-sifat Tuhannya. Semakin dalam pengenalan seseorang kepada Allah, akan semakin kokoh pula imannya, semakin besar rasa cintanya, dan semakin kuat rasa takutnya untuk berbuat maksiat.
Keempat, sebagai wasilah (perantara) dalam berdoa. Allah SWT sendiri memerintahkan kita untuk berdoa dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah.
Dengan memahami makna setiap nama, kita bisa bertawassul dengan nama yang paling sesuai dengan hajat kita. Misalnya, memohon ampunan dengan menyebut Ya Ghaffar, memohon rezeki dengan menyebut Ya Razzaq, atau memohon solusi dengan menyebut Ya Fattah.
Penutup: Sebuah Warisan Spiritual
Nadhom Asmaul Husna Arab lebih dari sekadar rangkaian kata. Ia adalah denyut nadi spiritual yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Ia adalah jembatan emas yang menghubungkan hati yang fana dengan Zat Yang Maha Kekal. Melantunkannya adalah upaya untuk mengingat, memahaminya adalah upaya untuk mengenal, dan mengamalkannya adalah puncak dari kecintaan seorang hamba.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, gema nadhom ini berfungsi sebagai pengingat akan hakikat keberadaan kita sebagai hamba dari Tuhan Yang Maha Indah Nama-nama-Nya. Semoga kita semua tergolong sebagai orang-orang yang senantiasa membasahi lisan dengan Asmaul Husna, meresapi maknanya dalam kalbu, dan merefleksikannya dalam setiap langkah kehidupan kita.