Jantung koroner, atau penyakit jantung koroner (PJK), adalah kondisi medis yang mengacu pada penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk memasok darah kaya oksigen ke otot jantung. Ketika arteri ini menyempit, aliran darah ke jantung berkurang, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri dada (angina) hingga serangan jantung. Memahami pengertian jantung koroner menurut para ahli sangat penting untuk pencegahan dan penanganannya.
Secara umum, para ahli kardiologi mendefinisikan jantung koroner sebagai penyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak (lemak, kolesterol, dan zat lain) di dinding arteri koroner. Plak ini secara bertahap dapat mengeras dan mempersempit arteri, membatasi aliran darah. Kondisi ini seringkali berkembang selama bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas, namun seiring waktu, penyempitan yang signifikan dapat menimbulkan masalah.
Dokter spesialis jantung, Dr. A. Budiman, Sp.JP(K), menjelaskan bahwa "Jantung koroner adalah manifestasi dari proses aterosklerosis pada arteri koroner. Ini bukan penyakit yang datang tiba-tiba, melainkan hasil dari akumulasi kerusakan pembuluh darah akibat faktor risiko yang terus-menerus." Beliau menambahkan bahwa plak yang terbentuk tidak hanya menyebabkan penyempitan, tetapi juga bisa pecah. Jika plak pecah, tubuh akan bereaksi dengan membentuk gumpalan darah di area tersebut, yang dapat secara tiba-tiba memblokir aliran darah sepenuhnya, menyebabkan serangan jantung.
Para ahli menekankan bahwa aterosklerosis adalah akar dari masalah jantung koroner. Profesor dari universitas terkemuka, Dr. Sri Rahayu, Ph.D., seorang peneliti di bidang penyakit kardiovaskular, menyatakan, "Penyebab utama PJK adalah aterosklerosis. Proses ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kadar kolesterol LDL yang tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik."
Menurut Dr. Rahayu, ketika dinding arteri koroner mengalami kerusakan, sel-sel kolesterol LDL akan mulai menempel dan teroksidasi. Seiring waktu, sel-sel imun akan datang untuk membersihkan, namun justru memperparah proses pembentukan plak. Plak ini semakin membesar dan dapat mengurangi elastisitas arteri serta menghambat aliran darah. Dalam kasus yang lebih parah, plak dapat menyebabkan peradangan kronis pada pembuluh darah.
Para ahli juga menguraikan bagaimana jantung koroner bermanifestasi secara klinis. Gejala yang paling umum dikenal adalah angina pektoris, yaitu nyeri atau rasa tidak nyaman di dada yang sering digambarkan sebagai rasa tertekan, sesak, atau seperti diremas. Nyeri ini biasanya muncul saat jantung bekerja lebih keras, seperti saat berolahraga atau stres emosional, dan mereda saat istirahat.
Namun, menurut Dr. Budi Santoso, Sp.PD, FINASIM, seorang dokter penyakit dalam konsultan kardiovaskular, gejala jantung koroner tidak selalu spesifik nyeri dada. "Pada beberapa individu, terutama wanita, lansia, atau penderita diabetes, gejala bisa lebih samar, seperti sesak napas, kelelahan yang tidak biasa, mual, muntah, atau nyeri di lengan, punggung, leher, atau rahang," jelasnya.
Serangan jantung (infark miokard) adalah komplikasi paling serius dari jantung koroner. Ini terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung terputus sepenuhnya, menyebabkan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Serangan jantung membutuhkan penanganan medis darurat segera.
Para ahli sepakat bahwa pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi jantung koroner. Mengendalikan faktor risiko adalah prioritas. Ini mencakup:
Dalam hal pengelolaan, jika seseorang telah didiagnosis dengan jantung koroner, penanganan medis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi. Ini mungkin melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan (seperti statin untuk menurunkan kolesterol, obat antiplatelet untuk mencegah pembekuan darah, beta-blocker untuk mengendalikan tekanan darah dan detak jantung), atau prosedur medis seperti angioplasti koroner (dengan pemasangan stent) atau operasi bypass arteri koroner (CABG) untuk memulihkan aliran darah ke otot jantung.
Kesimpulannya, jantung koroner adalah penyakit kompleks yang melibatkan penyempitan atau penyumbatan arteri koroner akibat aterosklerosis. Pemahaman mendalam mengenai definisinya dari para ahli medis, peran aterosklerosis, manifestasi klinisnya, serta pentingnya pencegahan dan pengelolaan yang tepat adalah langkah krusial bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan jantungnya.