Bagi ibu menyusui, melihat ASI menetes atau bahkan membasahi baju tanpa disadari adalah pengalaman yang sangat umum. Fenomena ini dikenal sebagai "let-down reflex" atau refleks aliran ASI, di mana ASI keluar bahkan saat bayi tidak sedang menyusu secara aktif. Meskipun ini adalah tanda produksi ASI yang baik, kebocoran yang sering bisa mengganggu kenyamanan. Memahami penyebab ASI sering keluar sendiri sangat penting untuk manajemen yang lebih baik.
Refleks aliran ASI adalah proses kompleks yang dipicu oleh hormon oksitosin. Ketika payudara distimulasi—baik secara fisik (oleh bayi menyusu atau memompa) atau psikologis (mendengar tangisan bayi atau memikirkan bayi)—otak melepaskan oksitosin. Hormon ini kemudian menyebabkan otot-otot kecil di sekitar kantung ASI berkontraksi, mendorong ASI keluar melalui saluran.
ASI yang keluar sendiri (kebocoran) biasanya terjadi karena refleks ini terpicu pada waktu yang tidak terduga, atau ketika produksi ASI sedang sangat melimpah (over-supply).
Kebocoran ASI yang sering dapat disebabkan oleh beberapa kondisi utama yang memengaruhi frekuensi dan intensitas refleks let-down:
Ini adalah penyebab paling umum. Ketika tubuh ibu memproduksi ASI melebihi kebutuhan bayi saat itu, tekanan di dalam payudara meningkat. Tekanan tinggi ini dapat memicu refleks aliran bahkan dengan stimulasi minimal, menyebabkan ASI bocor secara spontan.
Beberapa ibu memiliki respons yang sangat cepat terhadap oksitosin. Ini berarti refleks aliran mereka dapat dipicu hanya dengan isyarat emosional atau pendengaran. Contohnya:
Meskipun tidak secara langsung menyebabkan produksi berlebih, posisi menyusui yang kurang efektif dapat meninggalkan ASI di dalam payudara, meningkatkan tekanan. Jika pelekatan (latch) bayi tidak dalam, bayi mungkin tidak mengosongkan payudara sepenuhnya, yang kemudian memicu refleks aliran yang tidak terkelola dengan baik pada sesi berikutnya.
Penyebab ASI sering keluar sendiri sangat lazim terjadi pada fase awal produksi ASI, yaitu pada minggu-minggu pertama hingga bulan pertama (fase kolostrum dan awal masa transisi). Pada fase ini, suplai ASI sedang "menyesuaikan diri" dengan permintaan bayi. Setelah sistem persediaan dan permintaan (supply and demand) stabil, kebocoran biasanya berkurang.
Mengelola kebocoran ASI tidak selalu berarti mengurangi produksi secara drastis, melainkan mengelola waktu dan intensitas refleks aliran:
Penting untuk diingat bahwa ASI yang keluar sendiri adalah bukti bahwa ibu memiliki suplai yang sangat baik. Jika Anda merasa kebocoran sangat mengganggu atau disertai rasa sakit, berkonsultasilah dengan konselor laktasi untuk memastikan bahwa tidak ada masalah penyusutan atau penyumbatan saluran yang mendasari.