Pundak yang terasa pegal merupakan keluhan umum yang dialami banyak orang, dari pekerja kantoran hingga atlet. Rasa tidak nyaman ini seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Memahami akar permasalahannya adalah langkah pertama menuju pemulihan.
Pegal di area bahu dan leher (sering disebut juga *tension in the trapezius*) dapat disebabkan oleh berbagai pemicu. Meskipun terkadang dianggap remeh, menyepelekan rasa pegal bisa berujung pada masalah kronis.
Berikut adalah beberapa penyebab paling umum mengapa pundak Anda terasa tegang atau pegal:
Ini adalah biang keladi utama. Saat kita terlalu lama membungkuk saat mengetik, melihat ponsel (text neck), atau duduk dengan bahu yang tidak sejajar, otot-otot di sekitar leher dan pundak harus bekerja ekstra keras untuk menopang kepala. Ketegangan berkelanjutan ini menyebabkan penumpukan asam laktat dan akhirnya memicu rasa pegal yang konstan.
Ketika tubuh berada dalam kondisi stres atau cemas, secara otomatis otot-otot besar, terutama di area bahu dan punggung atas, akan menegang sebagai respons pertahanan alami. Jika stres berlangsung lama, otot ini menjadi kaku dan nyeri.
Mengangkat beban yang terlalu berat, melakukan repetisi olahraga yang salah, atau melakukan gerakan tiba-tiba dapat menyebabkan ketegangan akut pada otot bahu. Bahkan, tidur dalam posisi yang janggal selama berjam-jam juga termasuk dalam kategori ini.
Otot yang jarang digerakkan dan diregangkan cenderung menjadi pendek dan kaku. Mobilitas sendi bahu yang menurun menyebabkan area tersebut lebih rentan terhadap nyeri saat terjadi sedikit saja beban tambahan.
Rasa pegal yang sering terjadi bukan hanya sekadar ketidaknyamanan sementara. Ini bisa membatasi jangkauan gerak Anda dan memicu sakit kepala tegang. Pencegahan yang efektif biasanya melibatkan penyesuaian gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari.
Untuk mengurangi dan mencegah pundak pegal, perhatikan hal-hal berikut:
Jika rasa pegal berlangsung sangat lama, disertai kesemutan, atau membatasi gerakan signifikan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau fisioterapis untuk diagnosis dan penanganan yang lebih spesifik.