Penyempitan pembuluh arteri koronaria, sering disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK), adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika arteri yang memasok darah kaya oksigen ke otot jantung menjadi sempit atau tersumbat. Arteri koronaria memiliki peran vital: mereka memastikan jantung mendapatkan energi yang cukup untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika penyempitan ini terjadi, suplai oksigen ke miokardium (otot jantung) berkurang, yang dapat memicu berbagai gejala dan komplikasi serius.
Penyebab utama dari penyempitan ini adalah proses yang dikenal sebagai aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, dan zat lain yang ditemukan dalam darah. Seiring waktu, plak ini mengeras dan menumpuk di dinding bagian dalam arteri. Proses ini tidak terjadi dalam semalam; biasanya memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang hingga mencapai tingkat yang signifikan dan menimbulkan gejala.
Risiko pengembangan penyempitan arteri koronaria sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan faktor genetik. Mengenali dan mengelola faktor risiko ini adalah langkah pertama dalam pencegahan. Faktor risiko utama meliputi:
Ketika penyempitan mencapai tingkat kritis, jantung mulai menderita karena kekurangan oksigen (iskemia). Gejala paling umum dari penyempitan arteri koronaria yang signifikan adalah angina pektoris, yaitu nyeri atau ketidaknyamanan di dada. Nyeri ini sering digambarkan sebagai rasa tertekan, berat, atau sesak.
Penyempitan ini dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk:
Gejala lain yang mungkin menyertai termasuk sesak napas, kelelahan yang tidak biasa, dan nyeri yang menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung. Penting untuk selalu waspada terhadap gejala ini, terutama jika Anda memiliki faktor risiko yang disebutkan di atas.
Pengelolaan penyempitan pembuluh arteri koronaria berfokus pada dua pilar utama: modifikasi gaya hidup dan intervensi medis.
Modifikasi Gaya Hidup adalah fondasi pencegahan. Ini mencakup mengadopsi pola makan sehat yang rendah lemak jenuh dan kolesterol (seperti diet Mediterania), olahraga teratur (setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu), mempertahankan berat badan ideal, berhenti merokok mutlak, serta mengelola stres secara efektif.
Sementara itu, Intervensi Medis seringkali melibatkan penggunaan obat-obatan seperti statin untuk menurunkan kolesterol, obat anti-platelet untuk mencegah pembekuan darah, dan obat untuk mengontrol tekanan darah serta gula darah. Pada kasus penyempitan yang parah, prosedur medis seperti angioplasti koroner (pemasangan stent) atau operasi bypass koroner mungkin diperlukan untuk memulihkan aliran darah yang memadai ke otot jantung. Konsultasi rutin dengan ahli kardiologi sangat krusial untuk memonitor perkembangan penyakit dan menyesuaikan rencana perawatan.