Kurikulum Merdeka membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia dengan fokus pada pembelajaran yang lebih bermakna dan berpusat pada peserta didik. Salah satu elemen penting yang turut mengalami transformasi adalah sistem penilaian. Dalam Kurikulum Merdeka, dikenal dua jenis utama penilaian yang memiliki peran dan tujuan berbeda, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Memahami perbedaan keduanya krusial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Penilaian formatif, sering disebut sebagai "penilaian untuk pembelajaran" (assessment for learning), adalah proses pengumpulan informasi mengenai kemajuan belajar peserta didik secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya bukan untuk memberi nilai akhir, melainkan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik dan pendidik.
Karakteristik Utama Penilaian Formatif:
Contoh kegiatan penilaian formatif meliputi observasi saat peserta didik bekerja dalam kelompok, tanya jawab singkat selama pelajaran, kuis informal, diskusi kelas, tugas-tugas kecil, atau meminta peserta didik merefleksikan pembelajaran mereka sendiri.
Berbeda dengan formatif, penilaian sumatif, yang sering disebut sebagai "penilaian dari pembelajaran" (assessment of learning), dilakukan pada akhir periode pembelajaran, seperti akhir bab, akhir semester, atau akhir jenjang pendidikan. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik Utama Penilaian Sumatif:
Contoh kegiatan penilaian sumatif mencakup ujian akhir semester, ujian nasional (jika masih relevan dengan konteks), proyek akhir, presentasi akhir, atau tes sumatif lainnya yang dirancang untuk menilai pemahaman komprehensif.
Perbedaan paling mendasar antara penilaian formatif dan sumatif terletak pada tujuan dan waktu pelaksanaannya.
Meskipun berbeda, kedua jenis penilaian ini saling melengkapi. Informasi dari penilaian formatif yang berkelanjutan akan membantu peserta didik untuk lebih siap menghadapi penilaian sumatif. Pendidik yang memahami hasil formatif dapat memberikan bimbingan yang tepat sehingga peserta didik dapat meningkatkan kinerjanya di kemudian hari, termasuk pada penilaian sumatif. Kurikulum Merdeka menekankan bahwa penilaian haruslah bermakna, memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti, dan mendukung perkembangan peserta didik secara holistik.
Dengan mengintegrasikan kedua jenis penilaian ini secara efektif, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, responsif, dan berorientasi pada keberhasilan jangka panjang setiap peserta didik. Penilaian bukan lagi sekadar alat ukur, melainkan sebuah komponen integral dari proses pembelajaran itu sendiri.