Visualisasi simbolis dari dialog pertanyaan dan jawaban dalam Problemata.
Karya Problemata (Masalah-masalah) yang secara tradisional dikaitkan dengan Aristoteles adalah salah satu koleksi teks yang paling menarik namun sekaligus paling diperdebatkan dalam kanon filsafat Yunani kuno. Meskipun diberi nama Aristoteles, para filolog modern meyakini bahwa karya ini bukanlah monolog tunggal yang ditulis oleh sang Stagirite, melainkan sebuah kompilasi dari berbagai pertanyaan dan jawaban filosofis yang dikumpulkan dan disusun selama periode yang lebih panjang, kemungkinan besar berasal dari lingkungan Lyceum, sekolah Aristoteles.
Tujuan utama dari Problemata adalah menjawab serangkaian pertanyaan yang luas, mencakup spektrum pengetahuan yang sangat lebar, mulai dari astronomi, meteorologi, fisika, biologi, etika, hingga estetika dan bahkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih bersifat anekdotal mengenai kehidupan sehari-hari. Struktur teks ini menyerupai sesi tanya jawab yang terstruktur, di mana setiap bagian biasanya dimulai dengan 'Mengapa?' atau 'Apakah?', diikuti oleh jawaban yang dicari melalui penalaran logis dan observasi alamiah.
Salah satu keunikan terbesar Problemata adalah cakupan topiknya yang hampir tanpa batas. Misalnya, dalam ranah biologi, teks ini membahas mengapa ikan tertentu hidup di air asin dan yang lain di air tawar, atau mengapa orang menjadi botak. Dalam fisika, pertanyaan berkisar pada mengapa suara bergema atau mengapa benda yang dilempar bergerak dalam lintasan melengkung. Keragaman ini menunjukkan bahwa karya ini berfungsi sebagai ensiklopedia awal tentang fenomena alam yang memerlukan penjelasan rasional.
Berbeda dengan traktat sistematis Aristoteles seperti Fisika atau Metafisika, Problemata memiliki nada yang lebih informal dan didaktik. Ini menunjukkan bahwa teks tersebut mungkin digunakan sebagai bahan ajar bagi murid-muridnya atau sebagai katalog ide untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun beberapa jawaban yang disajikan sudah usang menurut standar sains modern, metodologi penemuan jawabannya—mengandalkan observasi dan deduksi—tetap mencerminkan semangat penyelidikan filosofis Aristotelian.
Atribusi karya ini kepada Aristoteles selalu menjadi subjek perdebatan sengit. Gaya bahasanya sering dianggap kurang ketat dibandingkan dengan karya-karya utama Aristoteles. Selain itu, terdapat inkonsistensi dalam terminologi dan bahkan beberapa pandangan yang tampaknya bertentangan dengan ajaran Aristoteles yang lebih mapan. Banyak sarjana kini berpendapat bahwa Problemata adalah kompilasi yang disusun oleh murid-murid atau pengikut Lyceum, mungkin selama beberapa abad setelah kematian Aristoteles.
Terlepas dari keraguan atribusi, nilai historis dan filosofisnya tetap tak terbantahkan. Problemata memberikan jendela unik ke dalam cara pikiran Yunani kuno mencoba memahami dan mengkatalogkan dunia di sekitar mereka. Ia menunjukkan bagaimana pertanyaan-pertanyaan sederhana dapat memicu penyelidikan mendalam yang pada akhirnya membentuk dasar bagi metode ilmiah dan filsafat alam selanjutnya.
Selama Abad Pertengahan, terutama dalam dunia Islam dan kemudian di Eropa Latin, Problemata sangat berpengaruh. Teks ini sering kali dihormati seolah-olah berasal langsung dari Aristoteles, dan isinya digunakan untuk menjelaskan berbagai aspek alam semesta. Dalam beberapa konteks, pengaruhnya bahkan melampaui pengaruh karya-karya Aristoteles yang lebih teknis karena sifatnya yang mudah diakses dan fokusnya pada masalah sehari-hari yang dapat diamati.
Secara keseluruhan, Problemata Aristoteles adalah koleksi yang kaya akan rasa ingin tahu intelektual. Ia merepresentasikan upaya monumental untuk menanyakan 'mengapa' di balik setiap fenomena yang terlihat, menjadikannya dokumen penting dalam studi sejarah ilmu pengetahuan dan tradisi filosofis yang berpusat pada penyelidikan rasional terhadap realitas.