Tekanan Darah Rendah pada Ibu Hamil Trimester 3: Pemahaman dan Penanganan

Ilustrasi Ibu Hamil dan Tekanan Darah Simbol jantung dengan garis denyut yang sedikit menurun di sebelah siluet ibu hamil besar.

Memasuki trimester ketiga kehamilan adalah momen yang penuh antisipasi. Namun, pada periode ini, beberapa ibu hamil mungkin mengalami perubahan fisik yang signifikan, termasuk fluktuasi tekanan darah. Meskipun kenaikan tekanan darah sering menjadi fokus perhatian (seperti preeklampsia), kondisi sebaliknya, yaitu tekanan darah rendah pada ibu hamil trimester 3 (hipotensi), juga dapat terjadi dan memerlukan perhatian khusus.

Apa Itu Tekanan Darah Rendah pada Kehamilan Trimester 3?

Tekanan darah dianggap rendah jika pembacaan sistolik (angka atas) berada di bawah 90 mmHg atau diastolik (angka bawah) di bawah 60 mmHg. Pada trimester ketiga, tubuh ibu telah menanggung beban yang jauh lebih besar dibandingkan trimester awal. Perubahan volume darah yang drastis, pelebaran pembuluh darah sebagai respons hormonal, dan tekanan dari janin yang membesar dapat memengaruhi sirkulasi.

Pada dasarnya, sirkulasi darah harus bekerja lebih keras. Namun, ketika tekanan darah turun secara signifikan, aliran darah ke organ vital, termasuk plasenta dan janin, dapat terganggu. Meskipun hipotensi ringan seringkali tidak berbahaya, penurunan drastis dapat menyebabkan gejala yang mengganggu kenyamanan dan, dalam kasus ekstrem, membahayakan kehamilan.

Penyebab Umum Hipotensi di Akhir Kehamilan

Ada beberapa faktor yang berkontribusi mengapa tekanan darah ibu hamil bisa turun di trimester akhir:

Gejala yang Harus Diwaspadai

Gejala tekanan darah rendah seringkali lebih terasa dibandingkan tekanan darah tinggi, karena berhubungan langsung dengan suplai oksigen ke otak. Jika Anda mengalami tekanan darah rendah pada ibu hamil trimester 3, perhatikan gejala berikut:

Strategi Penanganan dan Pencegahan

Sebagian besar kasus hipotensi ringan dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup sederhana. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, terutama untuk menghindari Sindrom Vena Kava Inferior.

1. Hindari Berbaring Telentang

Ini adalah aturan emas pada trimester 3. Selalu tidur menyamping, idealnya miring ke kiri. Posisi miring ke kiri memastikan rahim tidak menekan vena kava inferior, menjaga aliran darah kembali ke jantung tetap optimal. Jika Anda perlu berbaring datar sesaat (misalnya saat pemeriksaan USG), pastikan posisi kepala sedikit lebih tinggi.

2. Hidrasi yang Cukup

Minum air putih secara teratur sepanjang hari. Dehidrasi adalah musuh utama sirkulasi yang baik. Pastikan asupan cairan Anda mencukupi kebutuhan harian, terutama jika Anda merasa lebih panas dari biasanya.

3. Bangun Perlahan

Saat berpindah dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri, lakukan secara bertahap. Duduklah sebentar di tepi tempat tidur sebelum berdiri sepenuhnya. Ini memberikan waktu bagi sistem peredaran darah untuk menyesuaikan diri.

4. Perhatikan Asupan Makanan

Makan dalam porsi kecil namun sering dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang juga berpengaruh pada tekanan darah. Pastikan makanan Anda mengandung cukup garam (natrium) jika tidak ada kontraindikasi medis, karena natrium membantu menahan cairan dan meningkatkan volume darah.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Meskipun pusing ringan bisa diatasi dengan istirahat, segera cari bantuan medis jika tekanan darah rendah disertai dengan gejala yang mengkhawatirkan, seperti:

Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk menyingkirkan anemia atau infeksi, dan merekomendasikan penyesuaian pada suplemen kehamilan Anda. Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar kasus tekanan darah rendah pada ibu hamil trimester 3 dapat dikelola dengan aman hingga waktu persalinan tiba.

🏠 Homepage