Asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) sering kali dianggap hanya berkaitan dengan gangguan pencernaan seperti mulas atau rasa terbakar di dada. Namun, penelitian medis menunjukkan adanya korelasi signifikan antara GERD dan kondisi pernapasan kronis, terutama asma. Kedua kondisi ini, meskipun berasal dari sistem tubuh yang berbeda, ternyata bisa saling memengaruhi dan memperburuk gejala satu sama lain.
Mekanisme utama yang menghubungkan asam lambung dan asma adalah melalui proses refluks atau naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Ketika katup antara lambung dan esofagus melemah, isi lambung yang bersifat sangat asam dapat naik. Ada dua jalur utama bagaimana refluks ini memicu gejala asma:
Bagi banyak penderita asma, gejala batuk kronis atau sesak napas mereka tidak sepenuhnya terkontrol hanya dengan obat asma standar (inhaler). Hal ini seringkali menjadi indikasi bahwa ada pemicu tersembunyi, yaitu asam lambung yang tidak terdeteksi.
Salah satu tantangan terbesar dalam mendiagnosis hubungan ini adalah tumpang tindihnya gejala. Batuk kronis adalah gejala utama yang bisa disebabkan oleh asma maupun GERD. Penderita mungkin merasakan batuk kering yang tidak kunjung hilang, terutama setelah makan besar atau saat berbaring. Selain itu, rasa tidak nyaman di dada bisa disalahartikan sebagai nyeri jantung atau gejala asma biasa.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua penderita asma memiliki GERD, dan sebaliknya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa seperempat hingga sepertiga pasien asma yang sulit dikontrol juga menderita GERD yang signifikan. Mengidentifikasi dan mengatasi GERD pada kelompok ini seringkali menghasilkan perbaikan signifikan dalam kontrol asma.
Mengobati kedua kondisi ini memerlukan pendekatan yang terkoordinasi antara dokter spesialis paru dan spesialis pencernaan. Pengobatan biasanya berfokus pada pengendalian produksi asam lambung dan modifikasi gaya hidup untuk mencegah refluks.
Manajemen diet memainkan peran krusial dalam mengurangi episode refluks yang dapat memicu asma. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
Dokter mungkin akan meresepkan obat penekan asam, seperti Proton Pump Inhibitors (PPIs) atau H2-blockers, untuk mengurangi produksi asam lambung secara drastis. Perbaikan gejala asma seringkali baru terlihat setelah penggunaan obat asam ini dilakukan secara konsisten selama beberapa minggu atau bulan.
Jika Anda adalah penderita asma dan merasa pengobatan standar tidak memberikan kontrol penuh, terutama jika Anda sering mengalami batuk kronis, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan adanya GERD yang menjadi faktor penyerta. Penanganan ganda yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup secara substansial.