Asas Hukum Kewarisan Islam: Keadilan dan Ketentuan Ilahi

Keadilan & Warisan
SVG: Timbangan Keadilan dan Simbol Warisan

Hukum kewarisan dalam Islam, atau dalam istilah Arab dikenal sebagai Faraid, merupakan salah satu aspek fundamental dari syariat Islam. Konsep ini mengatur distribusi harta peninggalan seseorang setelah ia meninggal dunia kepada ahli waris yang berhak. Berbeda dengan sistem waris di beberapa peradaban lain yang seringkali didasarkan pada kedekatan hubungan darah semata atau kebijakan penguasa, hukum kewarisan Islam dibangun di atas fondasi keadilan ilahi, ketetapan yang termaktub dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Inti dari asas hukum kewarisan Islam adalah mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi di tengah umat. Sistem ini tidak hanya sekadar memindahkan kepemilikan harta, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu menjaga keutuhan keluarga, mencegah keserakahan, serta memastikan bahwa setiap orang yang memiliki hak akan menerimanya sesuai porsi yang telah ditentukan. Ketentuan yang rinci ini dimaksudkan untuk meminimalkan perselisihan dan konflik yang seringkali timbul akibat perebutan harta warisan.

Asas-Asas Utama Hukum Kewarisan Islam

Terdapat beberapa asas utama yang menjadi pijakan dalam penerapan hukum kewarisan Islam, antara lain:

Tujuan Syariat dalam Kewarisan Islam

Lebih dari sekadar membagi harta, hukum kewarisan Islam memiliki tujuan mulia yang mencerminkan kebijaksanaan ilahi:

Memahami asas-asas hukum kewarisan Islam adalah penting bagi setiap Muslim. Ini bukan hanya soal teknis pembagian harta, tetapi juga tentang mengamalkan ajaran agama yang penuh hikmah dan keadilan. Dengan berpegang teguh pada Faraid, umat Islam dapat mengelola harta warisan secara syar'i, memelihara kerukunan keluarga, dan meraih keberkahan dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

🏠 Homepage