Menguasai Angka dan Bilangan dalam Bahasa Arab

Belajar berhitung merupakan salah satu fondasi utama saat mempelajari bahasa baru, tidak terkecuali Bahasa Arab. Kemampuan ini tidak hanya berguna untuk transaksi sehari-hari, tetapi juga membuka pemahaman yang lebih dalam terhadap struktur bahasa, terutama dalam membaca kitab suci Al-Qur'an, hadits, dan literatur klasik lainnya. Artikel ini akan memandu Anda secara komprehensif untuk memahami sistem bilangan dalam Bahasa Arab, mulai dari yang paling dasar hingga bilangan yang kompleks, lengkap dengan kaidah dan contohnya.

١ ٢ ٣

Prinsip Dasar: Mudzakkar dan Muannats dalam Bilangan

Sebelum melangkah lebih jauh, konsep terpenting yang harus dipahami adalah adanya perbedaan gender (jenis kelamin) pada kata benda dalam Bahasa Arab, yaitu Mudzakkar (maskulin/laki-laki) dan Muannats (feminin/perempuan). Kaidah ini secara langsung memengaruhi bentuk bilangan yang digunakan.

Secara umum, kata benda yang diakhiri dengan ta' marbuthah (ة) adalah muannats, sementara yang tidak, dianggap mudzakkar. Contohnya:

Pemahaman ini krusial karena bentuk angka akan berubah tergantung pada jenis kata benda yang dihitung. Mari kita selami lebih dalam pada setiap kelompok bilangan.

Bagian 1: Angka Satuan (1-10) - Fondasi Berhitung

Angka 1 hingga 10 adalah dasar dari semua bilangan. Kaidah gender di sini sangat unik dan perlu perhatian khusus.

Angka 1 dan 2: Selalu Mengikuti Gender

Untuk angka 1 dan 2, bentuk bilangannya selalu mengikuti gender dari kata benda yang dihitung (disebut ma'dud). Selain itu, posisi bilangan berada setelah kata benda dan berfungsi sebagai sifat (na'at).

Angka 1 (Satu)

Contoh Penggunaan:

Mudzakkar: Saya melihat satu murid laki-laki.
رَأَيْتُ طَالِبًا وَاحِدًا
(Ra'aytu ṭāliban wāḥidan)

Muannats: Saya memiliki satu mobil.
عِنْدِي سَيَّارَةٌ وَاحِدَةٌ
('Indī sayyāratun wāḥidatun)

Angka 2 (Dua)

Sama seperti angka 1, bilangan 2 juga diletakkan setelah kata benda.

Contoh Penggunaan:

Mudzakkar: Dua pulpen baru.
قَلَمَانِ جَدِيدَانِ اثْنَانِ
(Qalamāni jadīdāni ithnāni)

Muannats: Saya membaca dua majalah.
قَرَأْتُ مَجَلَّتَيْنِ اثْنَتَيْنِ
(Qara'tu majallatayni ithnatayni)

Catatan: Untuk benda berjumlah dua, seringkali bentuk mutsanna (dual) dari kata benda itu sendiri sudah cukup tanpa perlu menambahkan bilangan ithnāni/ithnatāni. Penambahan bilangan ini biasanya untuk penegasan.

Angka 3 sampai 10: Kaidah Kebalikan Gender

Di sinilah keunikan sistem bilangan Arab mulai terlihat jelas. Untuk angka 3 hingga 10, kaidahnya adalah berkebalikan dengan gender kata benda. Jika kata bendanya mudzakkar, maka bilangannya berbentuk muannats (dengan ta' marbuthah), dan sebaliknya.

Selain itu, posisi bilangan berada sebelum kata benda, dan kata bendanya harus dalam bentuk jamak majrur (kasrah).

Angka Bentuk Mudzakkar (untuk benda muannats) Bentuk Muannats (untuk benda mudzakkar)
3 ثَلَاثُ (Tsalātsu) ثَلَاثَةُ (Tsalātsatu)
4 أَرْبَعُ (Arba'u) أَرْبَعَةُ (Arba'atu)
5 خَمْسُ (Khamsu) خَمْسَةُ (Khamsatu)
6 سِتُّ (Sittu) سِتَّةُ (Sittatu)
7 سَبْعُ (Sab'u) سَبْعَةُ (Sab'atu)
8 ثَمَانِي (Tsamāni) ثَمَانِيَةُ (Tsamāniyatu)
9 تِسْعُ (Tis'u) تِسْعَةُ (Tis'atu)
10 عَشْرُ ('Asyru) عَشَرَةُ ('Asyaratu)

Contoh Penggunaan:

Benda Mudzakkar (menggunakan bilangan muannats):
Lima pulpen (قَلَمٌ jamaknya أَقْلَامٌ).
خَمْسَةُ أَقْلَامٍ
(Khamsatu aqlāmin)

Tujuh rumah (بَيْتٌ jamaknya بُيُوتٌ).
سَبْعَةُ بُيُوتٍ
(Sab'atu buyūtin)

Benda Muannats (menggunakan bilangan mudzakkar):
Tiga mobil (سَيَّارَةٌ jamaknya سَيَّارَاتٌ).
ثَلَاثُ سَيَّارَاتٍ
(Tsalātsu sayyārātin)

Delapan mahasiswi (طَالِبَةٌ jamaknya طَالِبَاتٌ).
ثَمَانِي طَالِبَاتٍ
(Tsamāni ṭālibātin)

Kaidah kebalikan ini adalah salah satu aturan yang paling fundamental dalam bilangan Arab. Menguasainya akan sangat mempermudah pemahaman bilangan yang lebih tinggi.

Bagian 2: Angka Belasan (11-19) - Aturan Gabungan

Bilangan belasan memiliki struktur gabungan (murakkab) yang terdiri dari angka satuan dan angka sepuluh. Aturan gendernya pun memiliki kekhasan tersendiri. Kata benda yang dihitung (ma'dud) setelah bilangan ini harus dalam bentuk tunggal manshub (fathah).

Angka 11 dan 12: Keselarasan Penuh

Untuk angka 11 dan 12, kedua bagian bilangan (satuan dan puluhan) harus selaras atau sesuai dengan gender kata bendanya.

Angka 11 (Sebelas)

Contoh Penggunaan (sesuai Surah Yusuf ayat 4):

Mudzakkar: Sebelas bintang.
أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
(Aḥada 'asyara kawkaban)

Muannats: Sebelas sekolah.
إِحْدَى عَشْرَةَ مَدْرَسَةً
(Iḥdā 'asyrata madrasatan)

Angka 12 (Dua Belas)

Contoh Penggunaan:

Mudzakkar: Dua belas bulan.
اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
(Ithnā 'asyara syahran)

Muannats: Dua belas jam.
اِثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً
(Ithnatā 'asyrata sā'atan)

Angka 13 sampai 19: Aturan Campuran

Untuk angka 13 hingga 19, aturannya campuran. Bagian satuan (angka 3-9) memiliki gender yang berkebalikan dengan kata benda, sedangkan bagian puluhan (عَشَرَ/عَشْرَةَ) sesuai dengan gender kata benda.

Angka Bentuk untuk Benda Mudzakkar Bentuk untuk Benda Muannats
13 ثَلَاثَةَ عَشَرَ (Tsalātsata 'asyara) ثَلَاثَ عَشْرَةَ (Tsalātsa 'asyrata)
14 أَرْبَعَةَ عَشَرَ (Arba'ata 'asyara) أَرْبَعَ عَشْرَةَ (Arba'a 'asyrata)
15 خَمْسَةَ عَشَرَ (Khamsata 'asyara) خَمْسَ عَشْرَةَ (Khamsa 'asyrata)
19 تِسْعَةَ عَشَرَ (Tis'ata 'asyara) تِسْعَ عَشْرَةَ (Tis'a 'asyrata)

Contoh Penggunaan:

Benda Mudzakkar: Empat belas siswa.
Kata ṭāliban (siswa) adalah mudzakkar. Maka:
- Bagian satuan (empat) harus muannats: أَرْبَعَةَ
- Bagian puluhan (sepuluh) harus mudzakkar: عَشَرَ
Hasilnya: أَرْبَعَةَ عَشَرَ طَالِبًا (Arba'ata 'asyara ṭāliban)

Benda Muannats: Lima belas siswi.
Kata ṭālibatan (siswi) adalah muannats. Maka:
- Bagian satuan (lima) harus mudzakkar: خَمْسَ
- Bagian puluhan (sepuluh) harus muannats: عَشْرَةَ
Hasilnya: خَمْسَ عَشْرَةَ طَالِبَةً (Khamsa 'asyrata ṭālibatan)

Bagian 3: Angka Puluhan (20, 30, ... 90) - Bentuk Tetap

Berita baik! Angka puluhan penuh (disebut 'uqud) jauh lebih sederhana. Bentuknya tetap dan tidak terpengaruh oleh gender kata benda, baik itu mudzakkar maupun muannats. Kata benda yang mengikutinya juga harus dalam bentuk tunggal manshub (fathah).

Angka Bentuk (Nominatif/Marfu') Bentuk (Akusatif/Genitif - Manshub/Majrur)
20 عِشْرُونَ ('Isyrūna) عِشْرِينَ ('Isyrīna)
30 ثَلَاثُونَ (Tsalātsūna) ثَلَاثِينَ (Tsalātsīna)
40 أَرْبَعُونَ (Arba'ūna) أَرْبَعِينَ (Arba'īna)
50 خَمْسُونَ (Khamsūna) خَمْسِينَ (Khamsīna)
60 سِتُّونَ (Sittūna) سِتِّينَ (Sittīna)
70 سَبْعُونَ (Sab'ūna) سَبْعِينَ (Sab'īna)
80 ثَمَانُونَ (Tsamānūna) ثَمَانِينَ (Tsamānīna)
90 تِسْعُونَ (Tis'ūna) تِسْعِينَ (Tis'īna)
Perbedaan antara akhiran -ūna dan -īna bergantung pada posisi gramatikal (i'rab) dalam kalimat. Akhiran -ūna digunakan saat menjadi subjek (marfu'), sedangkan -īna digunakan saat menjadi objek (manshub) atau setelah kata depan (majrur).

Contoh Penggunaan:

Sebagai Subjek (Marfu'): Dua puluh insinyur telah datang.
جَاءَ عِشْرُونَ مُهَنْدِسًا
(Jā'a 'isyrūna muhandisan)

Sebagai Objek (Manshub): Saya melihat tiga puluh mobil.
رَأَيْتُ ثَلَاثِينَ سَيَّارَةً
(Ra'aytu tsalātsīna sayyāratan)

Bagian 4: Angka Gabungan (21-99) - Menggabungkan Aturan

Bilangan dalam rentang ini dibentuk dengan menggabungkan angka satuan (1-9) dan angka puluhan (20-90) menggunakan kata penghubung وَ (wa) yang berarti "dan". Kaidahnya adalah sebagai berikut:

  1. Sebutkan angka satuan terlebih dahulu, diikuti wa, lalu angka puluhan.
  2. Angka satuan (1 dan 2) mengikuti gender kata benda.
  3. Angka satuan (3 sampai 9) berkebalikan dengan gender kata benda.
  4. Angka puluhan bentuknya tetap (tidak terpengaruh gender).
  5. Kata benda yang dihitung (ma'dud) selalu dalam bentuk tunggal manshub (fathah).

Contoh Bilangan 21 dan 22 (Mengikuti Gender)

Angka 21 untuk Benda Mudzakkar: Dua puluh satu buku.
وَاحِدٌ وَعِشْرُونَ كِتَابًا
(Wāḥidun wa 'isyrūna kitāban)

Angka 21 untuk Benda Muannats: Dua puluh satu penggaris.
إِحْدَى وَعِشْرُونَ مِسْطَرَةً
(Iḥdā wa 'isyrūna misṭaratan)

Contoh Bilangan 23-29 (Berkebalikan Gender)

Angka 25 untuk Benda Mudzakkar: Dua puluh lima murid laki-laki.
(Satuan 'lima' harus muannats)
خَمْسَةٌ وَعِشْرُونَ طَالِبًا
(Khamsatun wa 'isyrūna ṭāliban)

Angka 25 untuk Benda Muannats: Dua puluh lima murid perempuan.
(Satuan 'lima' harus mudzakkar)
خَمْسٌ وَعِشْرُونَ طَالِبَةً
(Khamsun wa 'isyrūna ṭālibatan)

Bagian 5: Ratusan, Ribuan, dan Seterusnya

Setelah menguasai angka 1-99, bilangan yang lebih besar menjadi lebih mudah dipahami.

Ratusan (مِئَات)

Kata benda setelah ratusan (100, 200) berbentuk tunggal majrur (kasrah). Untuk ratusan gabungan, kata benda mengikuti aturan angka terakhir yang disebut.

Seratus pria: مِائَةُ رَجُلٍ (Mi'atu rajulin)

Tiga ratus wanita: ثَلَاثُمِائَةِ امْرَأَةٍ (Tsalātsumi'ati mra'atin)

Ribuan (آلَاف)

Membaca Bilangan Kompleks

Untuk membaca bilangan besar yang kompleks, urutannya dari yang terbesar ke terkecil. Contoh:

Angka: 1985

Dibaca sebagai: Seribu (ألف) dan sembilan ratus (تسعمائة) dan lima (خمسة) dan delapan puluh (وثمانون).

أَلْفٌ وَتِسْعُمِائَةٍ وَخَمْسَةٌ وَثَمَانُونَ
(Alfun wa tis'umi'atin wa khamsatun wa tsamānūna)

Angka: 342

Dibaca sebagai: Tiga ratus (ثلاثمائة) dan dua (واثنان) dan empat puluh (وأربعون).

ثَلَاثُمِائَةٍ وَاثْنَانِ وَأَرْبَعُونَ
(Tsalātsumi'atin wathnāni wa arba'ūna)

Bagian 6: Bilangan Tingkat (Ordinal)

Bilangan tingkat digunakan untuk menunjukkan urutan atau peringkat (pertama, kedua, ketiga, dst.). Bentuknya juga dipengaruhi oleh gender.

Urutan Bentuk Mudzakkar Bentuk Muannats
Pertama الأَوَّلُ (Al-Awwalu) الأُولَى (Al-Ūlā)
Kedua الثَّانِي (Ats-Tsānī) الثَّانِيَةُ (Ats-Tsāniyatu)
Ketiga الثَّالِثُ (Ats-Tsālitsu) الثَّالِثَةُ (Ats-Tsālitsatu)
Keempat الرَّابِعُ (Ar-Rābi'u) الرَّابِعَةُ (Ar-Rābi'atu)
Kelima الخَامِسُ (Al-Khāmisu) الخَامِسَةُ (Al-Khāmisatu)
Kesepuluh العَاشِرُ (Al-'Āsyiru) العَاشِرَةُ (Al-'Āsyiratu)

Pelajaran ketiga: الدَّرْسُ الثَّالِثُ (Ad-Darsu ats-tsālitsu)

Jam lima: السَّاعَةُ الخَامِسَةُ (As-Sā'atu al-khāmisatu)

Lantai pertama: الطَّابَقُ الأَوَّلُ (Aṭ-Ṭābiqu al-awwalu)

Kesimpulan

Mempelajari cara berhitung dalam Bahasa Arab adalah sebuah perjalanan yang membuka wawasan tentang logika dan keindahan struktur bahasanya. Kunci utamanya terletak pada pemahaman konsep mudzakkar dan muannats serta penerapan kaidah yang sesuai untuk setiap kelompok bilangan: kesesuaian untuk angka 1-2, kebalikan untuk 3-10, aturan campuran untuk 13-19, dan bentuk tetap untuk puluhan.

Meskipun pada awalnya terasa rumit, dengan latihan yang konsisten dan penerapan dalam kalimat, Anda akan semakin terbiasa dan mahir. Teruslah berlatih menggunakan angka-angka ini dalam percakapan sehari-hari, membaca teks berbahasa Arab, atau bahkan saat menghitung benda-benda di sekitar Anda. Dengan demikian, kemampuan berhitung Anda akan menjadi bagian alami dari penguasaan Bahasa Arab secara keseluruhan.

🏠 Homepage