Motor Bajaj Pulsar, terutama pada era popularitasnya, dikenal menawarkan performa mesin berkapasitas besar dengan harga yang relatif kompetitif. Namun, seperti halnya produk otomotif lainnya, motor ini juga memiliki serangkaian kekurangan motor Pulsar yang perlu dipertimbangkan oleh calon pembeli atau pemilik yang ingin melakukan perawatan.
Memahami kelemahan ini sangat penting untuk ekspektasi yang realistis, terutama karena beberapa model Pulsar memiliki basis teknologi yang sudah cukup lama dan mungkin memerlukan penanganan khusus.
Ilustrasi fokus masalah pada motor.
Salah satu kekurangan motor Pulsar yang paling sering dikeluhkan pengguna di Indonesia adalah masalah suku cadang. Meskipun Bajaj telah menarik diri dari pasar sepeda motor roda dua di Indonesia, beberapa suku cadang orisinal, terutama untuk komponen vital atau komponen bodi spesifik model lama (seperti Pulsar 180 DTS-i atau 220F), menjadi langka.
Dibandingkan dengan motor kompetitor di kelas yang sama yang hadir belakangan, konsumsi BBM motor Pulsar seringkali dianggap kurang irit. Mesin DTS-i (Digital Twin Spark Ignition) memang menawarkan torsi yang baik dan responsif, tetapi efisiensi bahan bakarnya tidak sebanding dengan motor 150cc atau 200cc modern.
Bagi pengendara yang mengutamakan kehematan harian, angka konsumsi BBM yang cenderung lebih boros menjadi salah satu kekurangan motor Pulsar yang signifikan, terutama pada pemakaian dalam kota yang padat.
Beberapa varian Pulsar, terutama yang dilengkapi fairing penuh seperti Pulsar 220F, memiliki bobot yang cukup berat. Bobot ini, ditambah dengan radius putar yang terkadang kurang ideal, membuat manuver di kemacetan atau saat memutar balik di ruang sempit menjadi sedikit merepotkan.
Banyak pengguna mengeluhkan bahwa setelan suspensi standar Pulsar cenderung terlalu keras (stiff). Hal ini sangat terasa saat melewati jalanan yang rusak atau berlubang, yang mengakibatkan kenyamanan berkendara (riding comfort) menurun drastis.
Motor Pulsar dikenal memerlukan perhatian lebih pada sistem kelistrikan. Masalah pada aki cepat tekor atau sistem pengisian (spul/regulator) yang kurang stabil pernah menjadi isu berulang pada beberapa generasi awal. Meskipun teknologi terus diperbarui, reputasi ini melekat dan membuat pemiliknya harus lebih waspada terhadap kesehatan aki motor.
Perawatan rutin harus dilakukan dengan ketat. Jika ada komponen kelistrikan yang terabaikan, risiko mogok atau masalah minor lainnya akan meningkat. Oleh karena itu, selain kekurangan motor Pulsar pada suku cadang, perawatan yang spesifik juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemiliknya.
Meskipun memiliki keunggulan dalam hal tenaga dan suara mesin yang khas, pembeli potensial harus menimbang betul mengenai tantangan logistik suku cadang, konsumsi BBM yang moderat, dan kebutuhan perawatan yang cermat. Mengetahui kekurangan motor Pulsar akan membantu Anda dalam menentukan apakah motor ini masih cocok dengan kebutuhan berkendara Anda saat ini.