Mengupas Tuntas: Penyebab Penyakit Arteri Perifer

Arteri Sehat Arteri Perifer (Tersumbat)

Visualisasi penyempitan pembuluh darah akibat plak.

Penyakit Arteri Perifer (PAD) adalah kondisi serius yang ditandai dengan penyempitan arteri yang memasok darah ke kaki, lengan, perut, atau ginjal. Namun, penyempitan pada kaki adalah lokasi yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika timbunan plak yang kaya kolesterol (aterosklerosis) mengeras dan menyempitkan pembuluh darah, membatasi aliran oksigen yang vital ke jaringan di sekitarnya. Memahami penyebab penyakit arteri perifer adalah langkah pertama krusial dalam pencegahan dan penanganannya.

Aterosklerosis: Akar Permasalahan Utama

Penyebab utama dari PAD adalah aterosklerosis. Proses ini bukanlah penyakit yang terjadi dalam semalam, melainkan akumulasi kerusakan pada dinding arteri yang berlangsung selama bertahun-tahun. Kerusakan awal sering kali dipicu oleh faktor risiko tertentu yang membuat lapisan dalam pembuluh darah (endotelium) menjadi rentan terhadap penumpukan lemak, kolesterol, kalsium, dan zat inflamasi lainnya. Ketika plak terbentuk, arteri menjadi kaku dan menyempit, sebuah proses yang secara langsung menghambat sirkulasi darah.

Saat aliran darah berkurang drastis, timbul gejala khas seperti klaudikasio intermiten—nyeri kram pada kaki saat berjalan yang mereda saat beristirahat. Jika kondisi memburuk, bahkan saat istirahat pun rasa nyeri dapat dirasakan, menandakan tingkat keparahan PAD yang lebih tinggi.

Faktor Risiko Utama Penyebab Penyakit Arteri Perifer

Meskipun aterosklerosis adalah mekanisme patologisnya, terdapat beberapa faktor gaya hidup dan medis yang secara signifikan mempercepat atau memicu perkembangan PAD. Mengelola faktor-faktor ini sangat penting dalam mitigasi risiko.

1. Merokok

Merokok adalah salah satu kontributor terbesar dan paling merusak bagi perkembangan PAD. Bahan kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan endotel arteri secara langsung, meningkatkan penggumpalan darah, dan membuat jantung bekerja lebih keras. Bagi perokok, risiko terkena PAD meningkat dua hingga empat kali lipat dibandingkan non-perokok. Berhenti merokok adalah intervensi paling efektif untuk memperlambat progresi penyakit.

2. Diabetes Melitus

Penderita diabetes, terutama yang mengalami kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu lama, sangat rentan terhadap PAD. Gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil dan besar di seluruh tubuh. Selain itu, diabetes sering kali disertai dengan kondisi lain seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tidak normal, yang semuanya memperburuk kondisi arteri.

3. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Tekanan darah tinggi memberikan tekanan mekanis yang konstan pada dinding arteri. Seiring waktu, tekanan tinggi ini dapat menyebabkan robekan mikro dan mempercepat pengendapan plak. Hipertensi yang tidak terkontrol merupakan ‘pembunuh diam-diam’ bagi sistem peredaran darah.

4. Dislipidemia (Kolesterol Tinggi)

Kadar kolesterol LDL (jahat) yang tinggi mendorong pembentukan plak aterosklerotik. Sebaliknya, kadar kolesterol HDL (baik) yang rendah mengurangi kemampuan tubuh untuk membersihkan timbunan lemak dari arteri. Ketidakseimbangan lipid ini adalah bahan bakar utama bagi penyempitan pembuluh darah.

5. Obesitas dan Gaya Hidup Sedenter

Kelebihan berat badan, terutama obesitas perut, meningkatkan risiko peradangan sistemik dan memperburuk faktor risiko lain seperti diabetes dan hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik juga menyebabkan otot kaki kurang mendapatkan stimulasi yang dibutuhkan untuk memelihara sirkulasi yang efisien.

Faktor Lain yang Berkontribusi

Selain faktor risiko primer di atas, beberapa kondisi lain dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap PAD, yang semuanya berkontribusi pada penyebab penyakit arteri perifer:

Memahami kompleksitas dari penyebab penyakit arteri perifer menegaskan bahwa PAD jarang disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan interaksi sinergis antara genetika, kebiasaan hidup, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Penekanan pada modifikasi gaya hidup—mengontrol diet, rutin berolahraga, dan kepatuhan terhadap pengobatan—adalah kunci utama untuk menjaga arteri tetap terbuka dan sehat.

🏠 Homepage