Tekanan Darah 140 Normal atau Tidak? Memahami Angka yang Sering Membuat Khawatir

Banyak orang yang melakukan pemeriksaan rutin atau saat merasa tidak enak badan akan menemukan hasil pembacaan tekanan darah yang menunjukkan angka 140/XX mmHg. Angka 140, yang merupakan nilai sistolik (angka atas), sering kali menimbulkan pertanyaan besar: Apakah ini normal, atau sudah termasuk kategori hipertensi?

Untuk menjawab pertanyaan ini secara komprehensif, kita perlu memahami standar pengukuran tekanan darah yang berlaku secara umum dan apa implikasi dari angka 140 tersebut bagi kesehatan jangka panjang Anda.

Normal (<120) Prehipertensi (120-139) Hipertensi (≥140) 140

Visualisasi posisi angka 140 sistolik (Angka Merah)

Mengacu pada Klasifikasi Tekanan Darah Terbaru

Klasifikasi tekanan darah yang paling sering digunakan, termasuk yang ditetapkan oleh American Heart Association (AHA) atau pedoman nasional yang mengadopsi standar internasional, membagi pembacaan menjadi beberapa kategori. Tekanan darah dibaca sebagai Sistolik (angka atas, menunjukkan tekanan saat jantung memompa) per Diastolik (angka bawah, menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat).

Jika Anda mendapatkan hasil 140/XX, fokus utama kita adalah pada angka 140 (sistolik).

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal Kurang dari 120 dan Kurang dari 80
Peningkatan (Prehipertensi) 120 – 129 dan Kurang dari 80
Hipertensi Tahap 1 130 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Tahap 2 140 atau lebih tinggi atau 90 atau lebih tinggi

Kesimpulan: 140 Sudah Termasuk Hipertensi Tahap 2 (Sistolik)

Berdasarkan tabel klasifikasi di atas, tekanan darah sistolik 140 mmHg menempatkan Anda tepat di ambang batas atau sudah masuk dalam kategori Hipertensi Tahap 2 (jika angka diastolik Anda 90 atau lebih tinggi), atau setidaknya di batas atas kategori Hipertensi Tahap 1 jika diastolik Anda sedikit di bawah 90.

Secara umum, angka 140 mmHg (sistolik) TIDAK dianggap normal lagi. Ini adalah sinyal bahwa tekanan darah Anda sudah cukup tinggi dan memerlukan perhatian medis. Penting untuk dicatat bahwa diagnosis hipertensi tidak boleh ditegakkan hanya dari satu kali pengukuran.

Mengapa Pengukuran Tunggal Tidak Cukup?

Seringkali, tekanan darah bisa melonjak sesaat karena berbagai faktor seperti kecemasan saat di ruang praktik dokter (dikenal sebagai White Coat Hypertension), baru saja berolahraga, minum kopi, atau stres. Oleh karena itu, tenaga kesehatan biasanya akan meminta Anda untuk melakukan pengukuran ulang di waktu berbeda, atau melakukan pemantauan tekanan darah di rumah (Home Blood Pressure Monitoring).

Jika pembacaan 140 mmHg ini terulang pada beberapa kali pengukuran dalam kondisi istirahat yang tenang, ini mengindikasikan bahwa Anda mengalami hipertensi yang perlu dikelola.

Apa Langkah Selanjutnya Jika Tekanan Darah Saya 140?

Mendapatkan angka 140/XX adalah momen penting untuk melakukan evaluasi gaya hidup dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan:

  1. Jangan Panik, Tapi Bertindaklah: Kecemasan hanya akan meningkatkan tekanan darah lebih lanjut. Lakukan pengukuran ulang setelah 5-10 menit istirahat.
  2. Catat Semua Pembacaan: Catat hasil pengukuran sistolik dan diastolik, waktu pengukuran, dan aktivitas yang Anda lakukan sebelum mengukur.
  3. Tinjau Gaya Hidup: Hipertensi sering kali berkaitan erat dengan diet tinggi garam (natrium), kurangnya aktivitas fisik, obesitas, dan stres kronis. Mulailah mengurangi asupan makanan olahan dan perbanyak sayur serta buah.
  4. Konsultasi Medis: Temui dokter untuk pemeriksaan menyeluruh. Dokter akan menentukan apakah 140 mmHg ini merupakan hipertensi sejati, menentukan klasifikasi pastinya (tergantung angka diastolik), dan merekomendasikan perubahan gaya hidup intensif atau memulai pengobatan jika diperlukan.

Mengabaikan angka 140 mmHg dapat meningkatkan risiko komplikasi serius di masa depan, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Angka ini adalah peringatan dini yang memberi Anda kesempatan untuk mengambil kendali kesehatan Anda.

🏠 Homepage