Asmaul Husna adalah 99 nama indah yang merupakan atribut dan sifat-sifat Allah SWT. Setiap nama mengandung makna mendalam yang mengajarkan kita tentang keagungan dan kesempurnaan Tuhan semesta alam. Salah satu nama yang sangat kuat dan sering direnungkan adalah Al-Muqtadir. Nama ini berasal dari akar kata Arab $Q-D-R$ yang merujuk pada kemampuan, penetapan, dan kekuasaan.
Secara harfiah, Al-Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ) berarti "Yang Maha Kuasa", "Yang Maha Mampu", atau "Yang memiliki kemampuan sempurna untuk melakukan segala sesuatu tanpa ada yang bisa menghalangi-Nya." Nama ini seringkali disandingkan dengan Al-Qadir (Yang Maha Berkuasa), namun terdapat perbedaan nuansa makna yang penting dalam teologi Islam.
Dalam banyak kajian, Al-Qadir dan Al-Muqtadir diterjemahkan sama, yaitu Maha Kuasa. Namun, para ulama menjelaskan perbedaan halus:
Oleh karena itu, Al-Muqtadir memberikan penekanan yang lebih kuat pada efektivitas total kekuasaan Allah dalam setiap ciptaan dan keputusan-Nya. Tidak ada satu pun yang mustahil bagi-Nya untuk dilakukan.
Nama Al-Muqtadir disebutkan dalam Al-Qur'an di beberapa tempat, menegaskan kekuasaan-Nya yang mutlak atas segala urusan. Salah satu ayat yang paling sering dikutip terkait sifat ini adalah:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga yang penuh nikmat, di dalam taman-taman (kenikmatan) dan (berdekatan dengan) Tuhan Yang Maha Melihat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Qamar: 54-55, sering dikaitkan dengan konteks kuasa penuh Allah atas janji-Nya).
Ayat lain yang secara eksplisit menggunakan kata ini adalah surat Al-Kahfi ayat 45, di mana Allah menjelaskan bahwa segala sesuatu di bumi ini hanyalah perhiasan yang akan hilang, dan hanya kekuasaan Allah yang abadi.
Mengenali dan mengimani bahwa Allah adalah Al-Muqtadir membawa dampak signifikan dalam kehidupan seorang Muslim:
Manusia adalah makhluk yang memiliki batasan. Kita rentan sakit, terbatas dalam pengetahuan, dan tidak bisa mengontrol waktu. Inilah mengapa kita membutuhkan Tuhan yang tidak terbatas. Al-Muqtadir menunjukkan bahwa di hadapan kehendak-Nya, segala hukum sebab-akibat dapat dikesampingkan atau diubah sesuai kebijaksanaan-Nya.
Misalnya, ketika kita berdoa memohon kesembuhan dari penyakit yang menurut medis tidak ada harapan, iman kita kepada Al-Muqtadir mendorong kita untuk tetap memohon, karena bagi Allah, menciptakan kembali sel yang rusak jauh lebih mudah daripada bagi kita untuk menciptakan setetes air. Kekuatan-Nya adalah kekuasaan yang universal, mencakup segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Memahami Al-Muqtadir bukan sekadar menghafal nama, melainkan menginternalisasi keyakinan bahwa Allah memiliki otoritas penuh dan kemampuan tak terbatas untuk mengendalikan alam semesta, mengatur takdir, dan memenuhi janji-janji-Nya. Marilah kita jadikan pemahaman tentang Al-Muqtadir ini sebagai penguat iman dan pendorong untuk selalu bergantung sepenuhnya kepada Keagungan-Nya.